Minggu, 30 April 2006

Selamat Jalan Pramoedya...

Dia...
setelah perjalanan panjang penuh liku
korban kemunafikan
kini pergi...
dengan secuil bahagia
di ujung puntung rokok
Selamat jalan Pramoedya, semoga segala kebaikan dilimpahkan untukmu!


* Sekelumit catatan pribadi:
Kaget dan lemes, seperti ketika mendengar kepergian kawan dan kerabat terdekat. Berita itu gw denger pas bangun tidur jam 14.00 tadi. Pagi2 gw ga nyetel tipi. Gw...luar biasa sedih. Tapi seorang kawan mencibirku dan gw sempat emosi. Tapi gpp-lah...biarkan dia dengan pikirannya!

Postingan ini berselang satu tulisan saat gw memohon doa dari semuanya untuk kesembuhan Pramoedya Ananta Toer yang saat itu masih dirawat di St Carolus Jakarta. Berita terakhir yg gw baca barusan, saat masih kritis, Budiman Sudjatmiko dan Mudji Sutrisno membisikinya "Indonesia masih butuh Bung Pram" dan tiba2 Pram mengepalkan tangan kanannya. Masih adakah keraguan di pikiran kita pada satu kata 'nasionalisme'?

Pram dilepas ke peristrahatan terakhir diiringi lamat-lamat lagu komunis, Internasionale, versi Indonesia, setelah disholatkan. Tak ada pidato kenegaraan di Karet. Dia "hanya" budayawan tiri dan kiri pula, tak pantas dilepas dengan tembakan salvo meski namanya harum di dunia. Sudahlah, biarkan orang2 dengan pikirannya!

Gw pernah terperangah, ketika pertama kali tau bahwa om gw, yang Islam fanatik, adalah penggemar berat Pramoedya Ananta Toer. Om gw malah menganjurkan kami dan semua murid2nya untuk membaca semua karya2 Pram. Apa yang ada di pikiran gw dengan keterperangahan itu? Kebodohan!

Pram...jalanmu luar biasa, tenang
Mungkin buah dari deritamu bertahun-tahun
Sangat berbeda dengan jalan bagi Munir, Baharuddin Lopa...
Tapi kuyakin, tempat kalian berkumpul, sama
Di sisi terbaik-Nya, Amin!

Sabtu, 29 April 2006

Agama akan dihapus dari KTP?

Selembar kartu identitas diri ini pernah membawa malapetaka warga negeri. Gw inget tengah malem tgl 17 Januari 2000, ditengah guyuran hujan dan pekatnya malam, belasan laki-laki diusir dari kawasan pemondokan dekat kampus. Dalam keadaan setengah telanjang, mereka dipukuli, ditendang, diseret, hingga darah mereka nyaris habis, hanya karena KTP mereka menunjukkan keyakinan yang berbeda.

Gw ikut gemeteran bukan karena kehujanan tapi karena marah, sedih, takut, semuanya! Bagaimana dengan mereka yang di Ambon, Poso, Papua, Aceh, Sampit, Timor, yang setiap hari menyaksikan peristiwa berdarah seperti itu dan ga bisa berbuat apapun buat menghentikan kegilaan sebagian orang2 itu?

Beberapa bulan setelahnya, gw melintasi daerah Poso. Nekad lewat jalan darat! Dan pemandangan serupa terlihat lagi. Ketegangan membayangi sepanjang jalan, tatapan curiga warga, aparat bersenjata berwajah garang, tak ada kehidupan. Alhamdulillah, gw selamat sampai Menado meski sempat menggelandang di Palu.

Pulangnya, kami bertiga (dua lelaki) ngambil jalan muter naik kapal laut. Lebih lama, dan membosankan berada di atas lautan selama tiga hari. Setidaknya, sedikit lebih aman. Tapi wajah2 penuh trauma para pengungsi dari Ambon yang naik di Menado dan pengungsi Poso yang naik kapal yang sama di Luwuk Banggai Sulteng, ga ada bedanya dengan pemandangan saat berangkat.

Ga sampe setahun berikutnya gw melintasi Poso lagi. Hanya beberapa jam setelah seorang Bule Italia meninggal karena mobilnya dilempari bom. Lagi2 nekad. Kali ini gw berdua ma temen gw yang asli Menado tapi itu kali pertama dia akan menginjakkan kaki di tanah kelahirannya setelah 24 tahun.

Menumpang bus setengah tua melalui jalan trans Sulawesi yang jauh dari layak. Sesekali bus harus berhenti nungguin kenek menyingkirkan batang2 pohon yang sengaja dipalangkan di jalan. Kadang2 di saat2 menunggu jalanan dibersihkan itu, orang2 keluar dari hutan di pinggiran jalan yang kami lewati membawa parang dan benda tajam lainnya.

Menatapi kami satu per satu yang berada di balik kaca jendela bus, memeriksa KTP kami. Ini saat2 yang sangat menegangkan karena gw dan temen gw berbeda keyakinan. Di tas gw juga ada badik dan rencong, plus film2 dokumenter dan buku2 kiri yang gw sendiri ga tau apa gunanya gw bawa2. Saat gitu, bisanya berdoa, sambil berharap nyokap yang tak pernah tahu perjalanan2 nekad gw sedang berdoa juga buat gw, anak perempuannya yang buandel ini.

Meski sopir bus kami termasuk nekad tetep jalan disaat genting itu, bus biasanya tidak berjalan sendiri. Bareng2, entah dengan truk yang mengangkut suplay bahan makanan ataupun kendaraan nekad lainnya. Itupun dikawal polisi. Polisi ga satu dua, tapi serombongan juga.

Senja mulai turun ketika bus kami berada di daerah pertengahan Tentena-Poso, daerah paling rawan, tepat di daerah hutan yang jalannya paling buruk. Di tengah deru bus tua dan degup jantung si sopir nekad yang tak sabar ingin segera keluar dari daerah jahanam itu sebelum gelap datang, terjadi sebuah peristiwa.

Gw mencium bau kain atau karet terbakar. Lalu asap mulai keluar dari jendela di samping gw. Gw udah teriak, ada api, ada asap, panas! Gw panik dan pucet. Semua orang juga tegang. Gw yakin pikiran kami sama, jangan2 orang2 tadi naro bom di bus ini seperti pernah ditemukan aparat sebelumnya. Dan semakin tegang karena bus kami tertinggal rombongan dan pengawalan aparat.

Tiba2, temen gw tereak kakinya kepanasan. Ternyata sodara2, sepatu tiga perempat butut berlogo bintang punya temen gw itu terbakar. Penyebabnya, puntung rokoknya ga dimatiin, dilempar begitu aja ke kolong. Dasarrrrr!!!! Gw marah banget, malu banget! (tapi sekarang terbahak2). Udah gitu, masih sempet pula anak itu mungut sepatu separohnya yang udah dilempar ke jalan. Daripada nyeker!

Dan setelahnya, sopir bus seperti kesetanan memacu bus. Ga peduli jerit2 tertahan penumpang. Ga peduli pada omelan ibu2 pemilik piring2 plastik yang sebagian piringnya ikut terbakar sepatu kawan gw. Padahal, ibu2 itu jauh2 belanja piring plastik ke Makassar mungkin buat bikin warung di Palu dan harus kehilangan beberapa karena kecerobohan temen gw.

Itu yg gw benci dari perokok! Berapa peristiwa kebakaran rumah dan hutan karena keteledoran mereka? Tapi sumpah, gw ga bisa lupa ma temen gw itu selain karena dia gondrong tapi ga bisa pake motor, ga bisa maen gitar, ga bisa renang, dan jangkung pohon kelapa karena ga bisa basket.

Sialnya lagi, saat perjalanan paruh kedua dari Palu ke Manado, kami dikira suami istri padahal jelas2 kami udah musuhan dan pisah tempat duduk gara2 insiden rokok laknat itu, hahaha…! Pulangnya, lagi2 jalan muter numpang kapal laut.

Keknya udah jauh dari judul nih, soal KTP! Gw setuju agama ga dicantumin di KTP karena agama (ibadah) buat gw adalah privasi, urusan masing2 orang dengan Tuhannya. Belajar dari sejarah kelam tahun 2000 itu, gw ngdukung aksi bakar KTP kawan2 di Bali setelah gw ninggalin Denpasar waktu itu. Btw…di Balikpapan, dengan predikat manajemen kependudukan terbaik se Indonesia, keknya ga bakal ada aksi pembakaran KTP, soalnya dapet KTP disini, amat sangat sulittt!

Ingkar Janji

Huuaaaaa....kebayang ga sih betapa tersiksanya gw dengan janji sialan itu. Kemaren gw bilang ga mo lagi nulis hal2 ribet soal negara, ga mo buang2 energi buat ngurusin dan ngomentarin itu semua. Tapi begitu banyak hal2 (kecil buat mereka) yang bikin gw tergelitik buat ngomentarin dan itu berarti gw nyerempet2 ke soal negara. Ini dia nukilan sialan itu...

· Sutiyoso bilang: tidak ada yang berhak ngusir Inul dari Jakarta
>>> Kelompok pengusir ini juga yang dulu ngusir Budiman Sudjatmiko dkk dari Tanah Betawi sambil ngacung2in golok. Abis Inul, mereka juga mo ngusir Rieke Dyah Pitaloka alias Oneng, juga Gus Dur. Duh…! Tapi Bang Yos keknya lupa deh kalo kelompok yang sama ini juga lahir buat ngebelain dan ngedukung dia abis2an sampe dia bisa jadi Gubernur DKI. Ets…hati2…bisa jadi boomerang lho…

· FPI nyatakan Depok daerah terlarang buat Inul
>>> Hehehe…jadi inget kampus gw dulu yang suka tawuran itu. Ada satu fakultas yang hoby banget masang tanda dan tulisan di sekeliling fakultasnya dengan tulisan "anu area", padahal fakultas itu letaknya di depan rektorat yang otomatis dilewatin semua orang. Kebayang ga kalo Depok juga dipasangi semacem police line dengan tulisan "Inul Dilarang Masuk"?

· Pernah denger Indonesia disebut negeri tempe?
>>> Yang kebayang tentu saja karena makanannya, tempe dan tahu. Tapi tau ga kalo 80 persen kedelai itu didatangkan dari Amrik? Sisanya 20 persen kebanyakan didatangkan dari Sulawesi, daerah yang hanya mengakui ikan sebagai lauk, bukan tempe dan tahu. Kebayang ga kalo Amrik tidak hanya memberlakukan embargo senjata tapi juga embargo kedelai? Oh…no! Gw orang Sulawesi penggemar tempe!

· Sekitar 67 persen saham Bank Bumi Putra dikuasai orang Malaysia
>>> Nama bank itu, keknya Indonesia banget dan udah ada sejak taon sekian di jaman perjuangan. Wajarlah gw yakini itu punya repoblik. Ternyata punya tetangga di ICB Financial Holding (yang punya mantan Menkeu Malaysia, Datuk sapaaa gitu…). Tujuh persennya dimiliki ma AJB di Indonesia dan sisanya dimiliki public. Publiknya…? Ga heranlah kalo ternyata orang luar juga. Apa sih yang kita punya? Saham2 BUMN bukannya semua juga dimiliki orang asing? Kebayang ga sih kalo negeri maha luas ini, kekayaannya cuma seujung kuku negeri kecil di selat Malaka yang kalo di Indonesia pasti cuma disebut kecamatan itu?

· Harta karun Dinasti (sapaaa gitu…dari Cina) ditemukan di kandang kuda di Lumajang apa Lamongan, gw lupa
>>> hehehe…hari gini? Jangan2 penggali harta karun yang ngerusak situs di Kebun Raya Bogor yang mantan menteri agama itu, terpancing ikut menggali lagi?

· Dibelahan dunia lain, ada guru membaca kisah cinta gay dan ada guru lain berfoto untuk majalah Playboy
>>> Yang baca kisah cinta gay untuk muridnya diprotes oleh orang tua murid. Sementara yang berfoto dengan memamerkan payudaranya, langsung dipecat meski melakukan pembelaan bahwa foto itu diambil sebelum dia jadi guru. Masih untunglah cuma diprotes dan dipecat, kalau di Indonesia mereka udah dicincang!

Semua yang gw ketik barusan ga nunjukin gw tukang cela, tapi nunjukin kalo gw reaksioner, hehehe. Sama kek tindakan pemerintah Indonesia dalam menyikapi suatu hal, hikss... Yang setuju ma pernyataan ini, ayo ngacung!

Yang terakhir, gw mohon banget doa dari semuanya, buat Pramoedya Ananta Toer yang sedang kritis dan dirawat di St Carolus Jakarta, semoga dilimpahkan segala kebaikan buatnya dari Allah SWT, Amiiinnnn!

Jumat, 28 April 2006

PENGUMUMAN

"kita terlanjur berdarah-darah
tak ada hakmu untuk menyerah"
tapi itu kata Isma Savitri di kumpulan puisinya
sementara gw berkata lain
gw lelah...
gw pengen berhenti
mungkin sementara, mungkin seterusnya.
jangan nyari gw...!
***huh GR...sapa juga yang nyariin gw ya? tapi ternyata, masih ada juga yang nanyain...

DiriKuSenDiri aja: knp berhenti?
gw_benci_militerisme: lelah...
DiriKuSenDiri aja: yah..
DiriKuSenDiri aja: duduk dulu
DiriKuSenDiri aja: hisap beberapa batang
gw_benci_militerisme: dah 4 taon brenti menghisap kotoran*
DiriKuSenDiri aja: satu dua sloki
gw_benci_militerisme: ga pernah nyobain kecuali arak bali**
DiriKuSenDiri aja: nice
DiriKuSenDiri aja: aku jg ingin duduk
DiriKuSenDiri aja: menghisap sebtang dua batang
DiriKuSenDiri aja: atau mencoba "mimik jahat" sekali2
DiriKuSenDiri aja: tapi aku ga mau jd pecundang***

*pengin hidup lebih sehat
**astagfirulloh...masa2 iseng dan pengin tau
***'penayangan' id ini sudah seizin yg punya. ini kutipan setelah diizinkan: "biar adil dan ga keliatan jomplang...biar kupajang aja id-mu...karena panjangnya sama dengan id-ku"

yang di bawah ini, pm yang lain, ditayangkan tanpa seizin lawab ngobrol gw, makanya disamarkan

gw: hai...
gw: ga sibuk?
dia: hai
dia: lmyn
dia: kok b'niat berenti mikirin negara?
gw: lelah...
dia: wah, jangan dong
dia: kasian negara
dia: dunia maya masih butuh banyak pencerahan
gw: boro2 kesian...negara juga ga pernah mikirin apa kata kita
dia: kalo sendiri
dia: kalo banyakan, masih mungkin
gw: hehehe...
dia: lagian, tulisan2 kaya punya lu gw anggep bukan buat negara
dia: tapi buat anak2 muda yang baca
gw: thanks...
dia: jadi kalo suatu saat mereka yang jadi pemerintah
dia: tulisan2 macam blog lu itu yang mereka inget
gw: indahnya...kalo itu bener...
dia: pemerintah yang sekarang sih... yaah... gitu deh...
dia: dan ga ada yang bilang itu ga mungkin terwujud beneran
dia: (padahal gw juga jarang nulis soal negara ya... )
gw: hihihi...

Thanks buat semuanya. Gw cuma mo ngumumin ini...gw mo brenti nulis hal2 ribet soal negara. gw lelah! bergembiralah kalian kaum "pe-MUNIR" meski gw udah lama terbiasa dengan kalian! sekian!

Rabu, 26 April 2006

Bernegara itu, Melelahkan!

Inul diusir? Ga cukup dengan diusir, usaha karaoke yang dibangun dengan cucuran keringat plus cibiran juga akan ditutup. Gw ga peduli tulisan ini bakal mendongkrak simpati untuk Inul --plus popularitas dan faktor ekonomi ikutannya-- ato nggak, tapi gw ga suka dia diusir dari Jakarta dengan alasan apapun. Kenapa bukan koruptor saja yg diusir? Kenapa bukan warga di Jl cendana itu aja yang diobok2? Takut??? Tapi, dari sekian orang yang ikut aksi tolak RUU Pornografi Pornoaksi, napa cuma Inul yang diusir?

Udah segitu antipatinyakah kita terhadap perbedaan pendapat? Atau pengusiran itu dilakukan oleh orang yang ga ngerti bahasa Indonesia? Ga paham perbedaan antara "mendukung pornografi" dan "menolak RUU yang diskriminatif"? Gw menolak beberapa pasal dalam RUU ini, bukan berarti gw mendukung pornografi. Bukankah berbeda pendapat, sesuatu yang sah-sah saja di negeri yang katanya pengen demokratis ini?

Gw mengutip banyak kata dari iklan Aliansi Mawar Putih yang dimuat di Kompas, Sabtu (22/4) lalu....

Indonesia adalah taman bunga peradaban. Di dalamnya mekar beragam tradisi.
Indonesia adalah pelangi kebudayaan. Di dalamnya berpendar beragam adat.
Indonesia adalah lahan subur kesenian. Di dalamnya tumbuh beragam kreasi.
Indonesia adalah ruang semua agama. Di dalamnya bergema beragam doa.
.....
Tentu, kita ingin lindungi anak-anak kita.
Karena itu pornografi sudah diatur dalam undang-undang tentang perlindungan anak.
Tentu, kita ingin media massa tumbuh sebagai alat komunikasi yang santun dan cerdas.
Karena itu masalah pornografi sudah diatur dalam undang-undang tentang penyiaran.
Bahkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sudah jelas mengatur masalah pelanggaran kesusilaan.

Jadi, Cukup! Jangan merusak keragaman Indonesia dengan RUU APP yang keliru itu.

Indonesia adalah keragaman untuk semua.
Indonesia adalah kebebasan untuk semua.
Indonesia adalah kesetaraan untuk semua.
Indonesia adalah kedamaian untuk semua.

Mengapa energi kita dihabiskan buat ngurusin udel orang? Sementara kematian di depan mata melimpah ruah hingga orang2 kehabisan air mata untuk menangisinya. Tiap empat menit, satu orang meninggal karena TBC Paru. Belum lagi penyakit lain. Udah berapa yang meninggal karena busung lapar? Udah berapa yang meninggal karena salah tembak? Tak terhitung lagi ribuan orang meninggal karena bencana yang datang tiada henti. Dan berapa utang yang kita tumpuk untuk warisan bagi anak cucu kita kelak? Berapa triliun uang dirampok oleh segelintir orang yang memiliki kuasa di negeri ini? Capek...! Bernegara itu, amat sangat melelahkan!

Senin, 24 April 2006

cinta yang sunyi

Kutatap kau pertama kali
bukan dengan mataku
Kusapa kau pertama kali
tanpa aksara
Kusentuh kau pertama kali
tanpa rasa
Kucumbu kau pertama kali
tanpa kecupan
Kudengar kau pertama kali
bukan dengan telingaku
Kusayangi kau amat sangat
dalam hati
Kudamba kau dengan caraku sendiri
dalam diam
Kucintai kau
dengan cara yang paling sunyi...


* mengapa menyakiti diri terasa begitu indah?

Rabu, 19 April 2006

Untunglah Wiji Thukul Tak Jadi Peluru

Kiamat2 kecil beruntun terjadi pekan ini. Gunung meletus, tabrakan kereta, kereta terguling, kereta nabrak minibus, kapal karam, lalu terakhir kemaren seorang bocah bernama Aswin Dhaneswara kena peluru nyasar seorang aparat songong.

Buat gw, semua menimbulkan kepiluan yang dalam. Soal kereta, udah terlalu sering terjadi kecelakaan serupa, tapi kok keknya ga ada tindakan dari orang2 pinter itu? Ups…tar ada lagi yang protes gw nyalahin pemerintah mulu. Kenyataannya, mereka emang ga berbuat apa2 kok.

Di Korea sana, karena merasa bersalah maen golf, orangnya mundur dari jabatan, malu. Di sini, udah diuber2 jaksa karena korupsi, malah petantang petenteng jalan-jalan ke luar negeri pake uang negara (rakyat kek gw mah ga punya duit). Songong lagi, pake nantangin, “Silahkan buktikan kalo saya korupsi”, beeehhh…muak gw. Parahnya lagi, hakim dan jaksa jadi keder ditantangin, lolos lagi dah, bedebah!

Budaya yang sama di Jepang, malu ga bisa kerja, pada mundur. Di sini, boro-boro mundur, malah pura2 ga tau. Udah berapa ratus jiwa melayang karena kecelakaan pesawat, kereta, bus, dll? Boro-boro benerin fasilitas transportasi kalengan sarden itu, benerin jalan yang ambruk aja kagak. Adanya ribut saling menyalahkan tapi yang punya kerjaan ga bener itu tetep dikasih kerjaan baru.

Pernah ga sih mereka jalan ke Kalimantan, Sulawesi dan Papua? Daerah kaya penghasil ribuan barrel minyak per hari (yg harganya di negara polisi dunia sana lebih murah dibanding harga minyak dunia), gas dan batubara terbesar kedua di dunia (yang kalian pake di luar sana untuk menjaga apartemen kalian tetep anget saat salju turun) nikel, aspal dan emas (yang telah membunuh banyak warga kulit hitam itu) plus kayu (yg udah abis) ini, nyaris ga punya jalan aspal penghubung antar daerah.

Pernah ke pedalaman Kalimantan? Menempuh perjalanan berhari2 masuk hutan bertemu warga Suku Dayak yang nyaris terisolir dan ga pernah kenal garam apalagi bumbu dapur lainnya? Yang hanya hidup dari alam yang juga udah habis tergerus orang2 serakah itu? Lalu mereka harus berjudi mempertaruhkan istri sendiri demi makan hari ini karena alam sudah enggan menyediakan sesuatu buat mereka? Lalu mereka perlahan2 mati dalam kesengsaraan dibelit busung lapar…???

Gw nangis nulis ini…tapi percuma gw ceritain, jangan2 tulisan ini dijawab “hari gini masih ada yg kek gitu? Boong lu” …halah, tae!!!
Banyak yang pengen gw tulis, teramat banyak.

Juga tentang Aswin…! Korban arogansi oknum tentara. Oknum berpangkat Serma itu marah mobilnya ketabrak motor. Dia lalu ngeluarin pistol, mukul spion pengendara motor dan DORRR…Aswin kena peluru nyasar. Segitu gampangnya nyawa dihilangkan, bukan di medan perang saat membela negeri tercinta tapi di jalan raya saat tak mampu memerangi emosi jiwa.

Aswin adikku sayang…
Maafkan tak sempat mengingatkan
peluru memang tak punya mata
pemegang senjata itu,
sudah lama tak punya hati

nb: dukungan penuh buat aksi kawan2 di Makassar, Tolak RUU TNI. Satukan jemari jadi kepal, tunduk ditindas, bangkit melawan, mundur pengkhianatan (hati2 di-MUNIR-kan!)
--mengenang AMARAH: April Makassar Berdarah--

* judul diambil dari buku kumpulan puisi Wiji Thukul: Aku Ingin Jadi Peluru. Untunglah kau tak jadi peluru karena peluru tak punya mata. Tapi di mana kini kau kawan? (maaf, kuklaim kau sebagai kawanku)

Jumat, 14 April 2006

si kembar yang...bener2 deh!

"jangan urusi orang lain"
"tolak polisi moral"
Dua kalimat barusan bukan dari gw, tapi dari pamflet kelompok demonstran di Malaysia yang gw kutip di detik.com. Demonstrasi ini menuntut kebebasan berpelukan dan berciuman di muka umum. Unjuk rasa yang dilakukan oleh warga etnis Tionghoa ini dilakukan menyusul pemberian hukuman oleh pengadilan setempat kepada sepasang kekasih yang dianggap bernafsu berpelukan dan berciuman di muka umum.

Konon, jumlah peserta unjuk rasa memang tidak terlalu besar, tapi mereka tetep semangat. Peserta aksi unjuk rasa menyatakan khawatir nilai-nilai konservatif Muslim dipaksakan kepada 45 persen warga Malaysia non Muslim. Bahkan, mereka mengkhawatirkan berpegangan tangan pun akan dilarang.

Hakim Agung bilang, mungkin ciuman adalah hal yang biasa di Inggris. Walikota Kuala Lumpur bilang, akan ngasih jaminan bagi wisatawan asing, paling dinasehatin. Walikota juga bilang, masih boleh gandengan tangan. Yang tidak boleh adalah berciuman terlalu bersemangat di tempat-tempat umum. Hehehe...hati-hati, harus diamatin bener2, kalo ciumannya 'lemes' aja, ga semangat, ga ditangkep kali.

Di negeri sodaranya, kembarannya, yang juga tetangganya, Indonesia --yang karena gw lahir, besar dan mungkin mati di sini maka gw sebut ini negeri gw-- unjuk rasanya lain lagi. Mereka sibuk mendukung RUU APP segera disahkan. Mereka menolak majalah Playboy. FPI malah merusak kantor Playboy lalu melemparkan kesalahan itu pada LPI (hehehe...beda satu hurup doang).

Polisi yang sejatinya adalah pamong, abdi negara, yang bertindak atas nama hukum negara, keknya minder berhadapan ma FPI. Padahal saat kantor Playboy dirusak, dua polisi juga terluka (maaf pak Sutanto, gw ga ngomporin). Karena rasa minder ke FPI di pusat, akhirnya jajaran Polda, Polres di daerah2 gencar merazia Playboy, minta agen ga jualan Playboy (padahal emang udah abis)

Ah...ternyata fungsi dan peran orang dan kelompok di negeri ini bisa terbolak balik sesuai kebutuhan dan kepentingan. Oya, kalo di Malaysia, ga boleh ciuman terlalu bersemangat di depan umum, maka di Tangerang, sebuah daerah di negeri kembaran Malaysia, dilarang ciuman lebih dari lima menit di depan umum. (Aslinya sih, gw juga sangat 'ga banget' kalo liat orang ciuman di depan umum...tapi untuk saat ini, keknya ikut kata pamflet tadi deh...)

Hehehe, sama aja kok, maklum kembar identik, tapi yang kembar keanehannya. Seberapa besar sih perhatian dua negara ini terhadap nasib kaum buruh, TKI, TKW, perempuan dan anak2 yg tertindas, miskin dan ga sekolah, penderita busung lapar, perdagangan perempuan? Dan mereka menyimpulkan bahwa semua itu terjadi akibat terlalu banyak nonton film porno, liat gambar cabul dan wanita seksi? Duh, si kembar ini...bener2 deh!

ga fokus

dan cinta...
kini bukan lagi
ketika tangan menggenggam sebilah pisau
tapi cinta adalah janji
pada setiap butir nasi yang kumakan
pada setiap tetes air yang kuminum
dan pada udara
yang tak berhenti kuhirup...

potongan puisi afrizal malna ini ga pernah utuh di memori gw, selalu burem. sama buramnya dengan pamflet di dinding kampus sekitar taon 99. separuhnya malah udah sobek dan gw cuma mengira2 bunyi utuh puisi itu. semalem gw cari di google, puisi utuhnya ga gw temuin. sorry buat mas afrizal kalo puisinya jadi ga utuh, tapi gw suka banget puisi ini.

setiap gw ngerasa kehilangan sesuatu yang bikin gw sedih banget, gw inget penggalan puisi ini. ...cinta adalah janji pada udara yang tak berhenti kuhirup... iya, masih untung gw masih bisa bernafas. seperti sekarang, saat gw merasa 'terteror' dengan begitu banyak hal yang ingin gw capai dan banyak harapan yang orang lain titipkan ma gw (GR amat). deadline-nya bersamaan, gimana ga terteror? btw, anak manajemen kok ga bisa manage dirinya?

* soal bikin buku...
hehehe, utang lama nih. sorry to mas ado, gw ga gerak2 sampe sekarang. sorry buat semuanya deh, bikin kalian gemez (GR amat yak) and mangkel ma gw...ke-PD-an gw ga nongol2 sampe sekarang. dah tau gw ga PD-an, selalu aja si reseh itu nganggep gw ga bisa apa2, mulai dari soal salah ketiklah, apalah...resehhhh! (atau gw emang ga bisa apa2 ya soal nulis2?)
* soal penyakit...
beberapa malam ini, kk gw nelpon terus, ngomelin kemalesan gw nglanjutin pengobatan. padahal setiap inget kista ma tumor yang ada di kandungan gw, dengan sendirinya gw dah terteror, takuuuuutttt....takut mati (dalam kesendirian). saat sakit, baru kerasa indahnya sehat. kesehatan ternyata hal paling mewah di dunia ini
* soal bikin taman baca puls cafe...
prosesnya lagi jalan neh...doain aja deh, gw juga berharap banget ini bisa terujud. ini mimpi lama gw, mimpi abadi gw. semoga nanti2 pas berkembang, bisa ditambahin warnet, dll. mimpi2 gw emang mirip ma Petir-nya Dee, gpp, gw ga nyontek :p
* soal sekolah lagi...
waaah...kapan? nirma dah ngingetin terus. kemaren big boss juga ngliatin cetingannya ma temen yg lagi belajar ke Amrik. alo alo...info beasiswa..info beasiswa...hihihi.

eh...senarnya (tanpa huruf b)gw mo nulis apa sih? jadi ikut2 ga fokus abis blogwalking. banyak hal yg pengen gw tulis. tapi gw ga bisa nulis dengan hanya beberapa kalimat. gw iri ma orang2 yang bisa nulis di blog dengan dua kalimat aja, tapi maknanya daleeeem banget. ajarin gw dong...!

Sabtu, 08 April 2006

Buah jatuh jauh dari pohon

Pertengahan tahun lalu gw cuti, pulang ke kampung, di sebuah lembah pegunungan. Hari-hari indah bebas deadline itu gw nikmati bener2, termasuk bangun siang dengan sarapan yang ikut kesiangan. Tapi suatu subuh yang duingin, gw terusik tangisan ponakan gw yang lagi nginep di rumah. Sebenernya sih bukan terusik juga, itu peringatan biar gw bangun lebih pagi, hehehe…

Gw tanya ma nyokapnya napa anak itu nangis. Taunya karena dia dilarang sekolah, soalnya semalem sakit panas. Tapi anak itu berkeras pengen sekolah. Semua jadi pada gemes. Gw ketawa sendiri. Anak ini pasti lom tau rasanya lagi males sekolah dan terpaksa pura2 sakit biar bisa bolos sehari.

Nyokap juga cuman ketawa dan nyeritain kalo bapaknya ponakan gw itu, dulunya jago bolos. Kalo ga dipaksa sekolah, sampe harus dikerasin dengan lecutan rotan ato sapu (ups…ini bukan KDRT, tapi cara mendidik tempoe doeloe), dia ga akan ke sekolah. Ato kadang2 berangkat dari rumah dah rapi banget, taunya bolos juga, maen ke sungai seharian dan baru pulang pas jam pulang sekolah. Jadi buah jatuh tak jauh dari pohonnya keknya ga berlaku buat ponakan gw.

Prestasi ponakan gw di sekolah, ga bagus2 amat, cuma 10 besar di kelas. Tapi katanya yang ga kuat buat ditinggal bolos sekolah itu ternyata acara maen ma temen2 pas jam istrahat pelajaran. Ga papalah, yang penting masih pengen sekolah (walaupun sekolah bukan satu2nya jalan mencerdaskan), rajin baca buku, dll. Namanya juga anak2, yang utama emang tetep…maen!

***

Hari ini gw baca di koran, 2.000-an anak TKI di Malaysia ga bisa sekolah karena dilarang ma pemerintah di sana. Tega banget. Lalu siapa yang harus tanggung jawab? Pemerintah pusat? Ah, kalau tidak salah, mereka cuma cinta sama devisa yang didatangkan orang tua anak-anak itu. Lembaga dunia yang ngurusin anak2? Kejauhan kali ya, mereka ga denger kasus ini. Lalu siapa?

Suatu hari, anak-anak itu -- dan keluarganya mungkin, kalau tidak terjaring razia dan kekejaman majikan di sana -- akan balik ke Indonesia. Membawa kebuta-aksaraan mereka. Lalu beranak pinak di sini. Uang hasil menjadi TKI di luar sana lambat laun habis. Lalu, anak2 mereka pun ga bisa sekolah karena pendidikan mahal. Benarlah kiranya, orang miskin memang ga boleh sekolah. Mereka harus dibiarkan terjerat dalam kemiskinan struktural hingga keturunan terakhir mereka.

Senin, 03 April 2006

sognando de amor

Apa kabarmu kekasih?
Jarak yang membentang terlalu kejam memisahkan kita
Tapi konon, jarak bukan untuk diratapi melainkan disyukuri
Dengannya kita menjaga api dalam relung imajinasi kita
Sayang, aku lupa mengutip kata ini dari mana
Semoga bukan sebuah dosa besar
Tapi kuingat pernah kukirim kata-kata itu
Pada seorang yang menolak kucintai
Yah…akhirnya kita pun sadar
bahwa kita memang hanya relasi kata tanpa rupa
(Kata ini kuingat, kukutip dari judul buku Enny M, yang kubeli saat api itu mulai meredup, tertiup angin barat sisa tsunami)
Kekasih…
Mengobati kerinduan kita yang semakin menggila
Maukah kau kuajak mengembara dalam relung imajinasi?
Bayangkan aku bersamamu
Berdua, membaca kisah cinta
Seperti Un viejo que leia novelas de amor
Luis Sepulveda mengerti kegilaan kita
Memahami ketakberdayaan kita
pada kerinduan yang meradang
Kekasih….
Usai percintaan siang ini (di tempatmu pasti malam telah pekat)
Sognando Palestina telah menanti
Randa Ghazy ingin kita tetap bertahan
Meski perbedaan begitu nyata
Tapi kekasihku…
ini hanya imajinasi
Karena lagi-lagi kita hanya relasi kata tanpa rupa
Saat bertemu nanti
Kuyakin kau tak akan tega bercinta denganku
Karena kau pasti benci disebut pedhopilia

* udah jam 12.36 dan gw lupa, lom maem dari semalem

Minggu, 02 April 2006

ada bonus nih buat yang miskin...

Sialan, semalem gw cuma bisa nepuk jidat lalu cengar cengir sendiri. Bukan karena gw lagi sms-an ma seseorang di belahan bumi bagian lain, tapi karena gw dapet karma kecil dari kejadian dua tahun lalu. Ketika itu pas rame2nya kampanye pemilihan legislatif, gw ngirim sms ke beberapa orang. Gw bilang, gw lagi di RS, abis keserempet arak2an kendaraan peserta kampanye pas asik motret.

Dan orang2 yang gw sms-in jadi panik. Maklum, euforia pemilu langsung waktu itu bener2 mencapai puncaknya karena sebelumnya, siapapun ragu itu bisa terujud di negeri penuh huru hara ini. Lalu, salah seorang yang panik itu keliling rumah sakit dengan sekantong buah dan beberapa buku baru di genggamannya. Sengaja dibeli buat gw.

Abis capek keliling RS, abang yang baik hati itu nemuin gw di pos satpam. Gw dijitakin dan dinasehatin. Dan sejak itu gw janji ga ngirim sms kek gitu lagi, sumpah!
Dan semalem gw baca di koran (koran pagi baru sempet baca malem), para anggota DPR yang terhormat hasil pemilihan langsung dua tahun lalu itu, janji mo bagi2 gajinya 50 persen ke orang2 miskin, mulai April 2006 sampe 2009 nanti.

Terang aja gw kaget. Ini berita besar. Asal tau aja, selama ini mereka2 itu cuma bisa petantang petenteng bolak balik ke luar negeri alasan mo studi banding padahal belanja belanji, rapat ini itu padahal buat nambah uang saku, bolak balik masang lambang DPR di depan mobil biar ga kena tilang.

So, ini kejutan banget buat gw. Soalnya, gaji ketua DPR sebulan, konon jumlahnya Rp 73,676 juta, wakil ketua Rp 61,548 juta, dan anggota gajinya antara Rp 36,810 sampe Rp 37,864 juta. 50 persen dari jumlah itu kan gede. Bahagialah kalian hai orang2 miskin. Kebahagiaan itu masih akan ditambah dengan rencana penurunan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar minyak (BBM).

Masih ada bonus tambahan lagi. Blok Cepu yang diributkan kemaren karena mo diserahkan pengelolaannya ke Ekxon Mobil (aduh, tulisannya kekna salah deh), ternyata ga jadi dan selanjutnya mo dikelola sendiri oleh Pertamina. Masih ada lagi bonusnya. Katanya RUU Pornografi dan Pornoaksi ga akan dibahas lagi.

Serius, ini berita besar buat gw. Meskipun pesimis, gw dah ngebayangin orang2 kembali antri di kantor pos (mungkin) buat ngambil potongan gaji 50 persen itu. Meski tetep sinis dan ngebayangin Pertamina bakal nyedot minyak buat dijual keluar negeri untuk kekayaan pribadi seperti kasus Lawe-lawe, gw masih berharap ada setetes dua tetes rupiah mampir ke perkampungan Cepu yang kering kerontang nyaris tanpa kehidupan itu.

Lalu gw membolak balik seluruh koran dan browsing situs2 berita buat nyariin berita besar dan mengharukan ini. Tapi gw ga nemu2 juga. Gw mulai menyesali tulisan Mas Budiarto Shambazy di politika Kompas yang terlalu seneng duluan. Anjreeettt…gw baru baca di ujung tulisannya: Sialan, hari ini April Mop!

Sabtu, 01 April 2006

sementara ini...

sementara ini, gw no comment deh soal kartun SBY-Howard. banyak hal yang tersangkut paut. gw ga begitu paham hubungan antar negara. yang pasti, kartunnya...gw ga berani bilang jelek karena gw ga bisa bikin yang serupa. tapi, kok norak gitu sih?

di sisi lain, koran yang memuat itu, kok ya mau? oh iya, jujur aja, gw lom pernah baca draft RUU Pornografi dan pornoaksi (ga pake anti lagi depannya) secara lengkap. baru secuil-cuil. jadi pengen tau, kartun SBY-Howard tadi, termasuk yang diatur dalam RUU itu apa ngga?

hufh...gw cinta negeri ini, masih. gw sayang semuanya, kulit hitam, kulit putih, kulit sawo mateng, apa sih arti warna kulit? sedih...karena negeri ini tak henti dirundung malang...! geram, karena kepedihan rakyat adalah akibat ga becusnya bintang kartun itu. mo gw muat kartun itu di blog ini, tapi kok rasanya ga bagus ya? ya udahlah...selamat membayangkan aja, dua binatang berkepala manusia, bercinta di muka umum.