Senin, 31 Juli 2006

Israel harusnya dinamai apa?

Headline koran pagi ini seragam
ga peduli nasional ato lokal
dalam satu bahasa, Israel gila
Apa bukan gila namanya
menyerang desa Qana, 54 tewas
37 diantaranya anak2
Apa bukan setan namanya
kalo membombardir tempat2 pengungsian?
Apa masih layak mereka disebut manusia
jika perempuan dan anak2 pun dibantai habis?
Aturan perang mana yang membolehkan anak2 dan perempuan dibantai?
Aturan PBB mana yang membolehkan pembantaian sesama manusia?
herannya lagi...
ketika orang2 Palestina dan Libanon melukai ujung kuku "orang" Israel
cap Teroris ditempelkan di dahi mereka
tapi ketika Israel membantai habis hingga kuman2 di tanah Palestina ikut punah
tetap saja mereka dibela oleh banci-banci pemegang hak veto

ps buat sopir angkot yang ngomelin orang2 yang demo mengecam Israel: tak kusalahkan kau, tapi yang di Libanon dan Palestina adalah saudara kita juga. hanya saja keyakinan kita di negeri ini dijadikan alat politik bagi penguasa. agama2 menjadi agama langit, hanya jadi milik orang2 atas.

Minggu, 30 Juli 2006

Edisi Membosankan

Yup, hadir lagi edisi yang mungkin membosankan bagi sebagian pengunjung blog ini. Cerita pribadi tak berguna. Tapi gw tetep pengen cerita. Meringis dan mengucapkan "aduh" saat kesakitan, masih wajar toh? Juga postingan kali ini, bukan keluhan dan bukan tak siap menghadapi cobaan? (wayoo, gw nanya sapa neh?)

Subuh tadi, sampe jam 11, gw tepar lagi...kehilangan kesadaran entah karena kesakitan ato ngantuk. Pra-sakit udah dimulai sejak dua hari lalu. Segala macem obat udah gw jejalin lewat mulut dan (maaf) anus untuk penghilang nyeri.

Tapi haid seriusnya baru dateng subuh tadi, disertai, seperti biasa, nyeri yang luar biasa. mBrojolin darah haid aja segini sakitnya, gimana melahirkan ya? Mama...sembah sujudku untukmu! Dan terkutuklah kalian yang menghina perempuan, ibumu, darimana kau dilahirkan.

Minggu lalu gw ke dokter buat chek kandungan. Dan, bintik-bintik endometriosis itu, hadir lagi di dalam sana, di rahim gw. Bukan karena gw bandel tidak patuh pada "hanya sayur dan buah", tapi karena masa subur gw tiba. So, lagi-lagi kata dokter, menikah (plus ritual seks-nya) memang obat mujarab. Uh, bener2 edisi membosankan!

Kamis, 27 Juli 2006

kuda tuli

Hari ini sepuluh tahun silam
Jl Diponegoro membara
Hari ini satu dasawarsa lalu
puncak penindasan
lalu....
perlawanan dimulakan

Hari ini tahun ini
siksa derita terlupakan
kursi empuk melenakan
amnesia melanda negeri
atau....
ibu itu telah renta
kini berdamai dengan seragam si penyulut api
tak ingat kesakitan sang ayah
tak dengar jerit wong cilik
pantaslah dinamai kuda tuli
darah kandung ideologis tak ia punya

Selasa, 25 Juli 2006

T E R B I A S A

Meski ombak enggan membuyarkan jejak di pasir
Sognando de Amor harus terhapus
Meski debu enggan menceraikan liatnya tanah merah
Api hati harus terkubur
Meski pintu-pintu terbuka lebar
Sapa kekasih tak lagi terkabarkan
Meski hati meronta
Alunan jiwa yang menari di lembar daun lontar kini tercekat
Meski rindu meradang
Lukisan gerimis di telapakku tak lagi tercoret
Meski tangan dewa menyeretmu kembali
Hatimu tak lagi bulat penuh
Kini...
Biarkan pilu perih itu berbalur dalam jalinan warna indahnya
Biarkan…
Pergilah!
Kuterbiasa dalam sunyi
Mencinta
Sendiri…

ps: pada kenyataan di Jumat petang pekan lalu. semoga bahagia. Tuhan tetap satu!

Minggu, 23 Juli 2006

Masa' Takut Sih?

Tadi malem, temen gw geleng2 kepala dan sampe dua kali nanya ulang asal gw. Pas gw jawab dari Sulsel, dia ternyata udah nyiapin serangan balik yang pas ma jawaban gw. "Heran, dari Sulsel kok takut ombak. Lo tuh, phobia ma semua hal ya sekarang? Percuma dong ngaku nenek moyangku pelaut ulung," katanya, lagi2 geleng2 sambil nyengir gemes.

Ga tau deh, bener kata dia, gw phobia banyak hal sekarang. Semalem gw ma temen2 nongkrong di kafe tepi laut setelah tiga bulan lebih ga ngumpul2. Sepanjang waktu, gw membelakangi laut yang juga brarti sedikit membelakangi temen2 gw. Bukan apa2, anginnya kenceng banget, ombaknya juga gede. Sampe2 meja tempat kami ngumpul bisa bergerak2 karena memang kafenya di atas laut.

Gw takut banget denger gemuruh ombak yg 'ga biasa' itu. Gw pegangan ke kursi dan berkali2 ngajak temen2 gw pindah tempat saat ombak menghempas keras tiang bangunan kafe. Aduh, norak banget! Gw juga tersiksa dengan ketakutan2 bodoh ini tapi gimana ngilanginnya?

Sebelumnya gw udah pernah nulis tentang phobia2 gw. Ma ular, tikus, ketinggian, apalagi ya? Sekarang nambah terus, apalagi sejak kecelakaan motor dua hari berturut2 Mei lalu. Gw takuuut naik motor. Naik mobil aja merem terus. Bener2 bodoh! Ayo, LAWAN!
***
Tadi di bus, gw denger pertanyaan yg sama lagi. "Masa sih orang Sulsel penakut? Dan selama di bus, Anda udah ketakutan dua kali ya?" Walah...yang bilang gitu orang yg baru gw kenal di bus lagi. Tapi yang ini kasusnya beda ma semalem di cafe.
Gini ceritanya....

Sekitar jam 12.30 gw ma temen gw naik bus dari kota A ke kota B tempat gw ditugasin sementara selama 2 minggu ini. Kami duduk di lajur kanan deretan bangku ke empat yang berisi tiga kursi. Kami menguasai deretan itu karena bus memang tidak penuh. Dua menit setelah bus mulai jalan, tiba2 naik penumpang laki2 dari pintu depan.

Lelaki itu pake topi coklat, kaos butut tanpa lengan dan celana pendek. Badannya keringetan, matanya agak merah, sepertinya sedang mabuk. Ketika naik ke bus, kuliat orang2 yang duduk di bangku depan pura2 nunduk atau sibuk2 gitu. Biar ga usah bergeser kali, dan membiarkan lelaki itu mencari tempat kosong di belakang.

Dan emang gitu, dengan matanya yang ...aduh, ga tau gimana ngegambarin...(takut lagi dah...!) lelaki itu terus berjalan ke belakang. Gw bernafas lega kek orang2 di bangku depan. Tapi lom beberapa detik, tiba2 lelaki itu udah mendesakkan sisi kanan badannya ke gw. Bahkan sempet menduduki beberapa senti paha gw. Anjrettt...apes bener, kok pilihannya disini sih?

Antara bengong dan takut, gw memilih bergeser ke tengah, lebih rapat ma temen gw. Keringet dingin dah membasahi dahi gw. Temen gw berbisik, "Napa duduk disini sih? Kan banyak bangku kosong?" Gw ngasih isyarat, suruh diem aja. Tapi lelaki itu terus nempel ke gw, mana keringetan lagi dan gw udah kejepit.

Gw sikut temen gw yang pura2 tidur. Kata dia, "Trus kita harus ngapain?" tanyanya dengan muka memelas juga. Bingung. Dan lelaki itu menatapi gw dari atas sampe bawah, ngliatin tas gw, jam tangan gw...duuuuh! Trus, tiba2 orang itu tertidur (atau mungkin pura2 merem) dan tau2 seolah terjatuh dan nyandar ke arah kami.

Ga nunggu lagi gw langsung berdiri, ijin ma dua lelaki di depan gw buat pindah ke tempatnya. Sialnya lagi, lelaki yg pura2 tidur itu nahan kaki gw, keras banget sampe gw setengah mampus buat keluar dari kursi. Di tempat yg baru, badan gw tetep gemeteran. Anjreeettt...seperti mimpi buruk rasanya, tapi gw ga sanggup tereak!

Dan, seorang lagi lelaki sok tau ngomong gini, "Sebenernya kalau di bus, ga usah ketakutan gitu, kan banyak orang"! Dasar, dodol, ga liat gw gemeteran? Trus lagi, tiba2 busnya ga bisa nanjak. Refleks gw pegangan. Eh, lelaki sok tau itu nyengir dan bilang, "Ketakutan lagi ya?" Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan menyebalkan yang tadi. Huhuhuhu...apes bener sih gw satu bus ma lelaki2 yg ga melindungi ini?

Pas udah masuk kota B, lelaki yang satu lagi nakut2in gw. "Awas lho, tar diikutin ma bapak2 yang tadi..." Dodolllllll....! Dari spion gw liatin lelaki yang mabok tadi udah pindah ke belakang sana. Matanya nyalang kemana2. Kenek bus menyisipkan beberapa lembar duit ke sela jarinya. Lha, bukannya bayar ongkos bus malah dibayarin ma kenek! Emang ga beres ternyata!

ps: Gempa lagi di Sulawesi. Gempa susulan lagi di Jawa. Bukankah tak ada gunanya lagi rasa takut? Karena kematian bisa datang kapan saja. Ayo, lawan takutmu, bodoh!

Selasa, 18 Juli 2006

tak putus dirundung malang

Minggu malam sekitar pukul 20.30, berturut2 sms masuk ke inbox gw. Pesannya: Sinjai Waspada. Sms lain bunyinya: Air naik lagi, banjir lagi, udah ngungsi.

Walah...kok bisa? gw nelpon, katanya seharian emang hujan terus. Tapi ada juga yang bilang itu cuma isu. Kok tega sih bikin isu yang bikin orang2 panik? Capek tau kena musibah terus, ngungsi terus, tidur tak pernah nyenyak!

Tapi pagi2, nelpon pejabat di sana, Sekretaris Daerah (Sekda). Katanya bener air naik lagi semalem dan ada beberapa longsoran baru. Orang-orang panik, berseliwearan di jalan, meninggalkan rumah yang baru saja dibersihkan dan mulai dihuni lagi...duh!

Lalu, tadi malam...di tipi berturut2 laporan gempa dan gelombang besar, maksudnya tsunami menghantam wilayah Pangandaran, Bantul, dan pesisir Selatan Jawa. Puluhan korban. Mungkin sebentar lagi ratusan.

Ah, apa yang terjadi dengan negeri ini? Kok tak henti dirundung malang? Belum kelar menangani satu musibah, datang musibah lain. Belum tuntas mengumpulkan sumbangan untuk daerah bencana satu, datang lagi bencana lain. Belum sempat membangun apa-apa di utara, eh, di selatan kena lagi.

Ada apa? Gw juga bosen ngliat postingan gw yang ceritanya ga pernah jauh dari bencana! Bosen!

Kamis, 13 Juli 2006

Bumiku Kotor

apalagi yang tak kotor di bumi ini?
kota Bandung yang tadinya sejuk
kini bertabur sampah nan bau
membuat makan jadi tak nafsu

apalagi yang tak kotor di bumi ini?
dunia politik yang seharusnya hanya salah satu jalan
menggapai cita suatu bangsa
kini ditaburi uang dan nafsu

apalagi yang tak kotor di bumi ini?
sepak bola yang seharusnya jadi olahraga menyehatkan
dan menyatukan manusia segala rupa
kini ditiupi angin rasialis

"say no to racism, no more new hitler, no more new musollini"

Sabtu, 08 Juli 2006

CUMA nunggu Nyanyian Indah...

Semalem, semua situs berita Indonesia memuat ke-ngotot-an JK yang minta gaji ke- 13 pejabat tetep dicairkan. Katanya "pejabat juga manusia" dan "kalo ga dicairkan gaji ke-13-nya berarti melanggar UU".

Halah...muak gw, pas urusan gini aja, takut melanggar UU. Katanya lagi, sekali-sekali dalam setahun apa salahnya pejabat dapet gaji ke-13? Apalagi bulan2 ini para pejabat juga katanya butuh uang untuk sekolah anak2nya. Lagian, katanya, untuk pejabat eselon 1, cuma lima jutaan, setingkat gubernur cuma 10 juta dan JK cuma 40 juta. CUMA...!!!

Banyak hal yang "cuma" akhir2 ini. CUMA yang paling menyakitkan buat gw soal korban banjir bandang di Sinjai yang korbannya CUMA 200 jiwa. Makanya ga terlalu butuh perhatian. Sampe hari ini pun, daerah yang kena longsor belum bisa ditembus dengan kendaraan. Daerah terisolasi juga nambah karena longsoran masih nambah terus.

Ah, korbannya CUMA 200 orang kok! Bandingkan dengan Aceh-Nias yang ratusan ribu, Jogja- Jateng yang ribuan...! Akhirnya, kata Kompas hari ini, 800 warga korban longsor itu minta ditransmigrasikan ke Sultra aja. Lha, bukannya disana juga baru aja dilanda banjir? Semoga itu bukan CUMA omongan pejabat.

Maaf...gw sama sekali bukan iri dengan jumlah korban di tempat bencana lain. Semuanya sama aja, masih sangat butuh uluran tangan kita. Sodara2 yang di Aceh, demi sebuah laporan baik, mereka dipaksa ninggalin tenda dan pindah ke tempat yang ternyata belum layak ditinggali. Jogja? Jangan ditanya. Sama dengan Sinjai, boro2 membangun kembali, bencana susulan masih terjadi, buat makan aja susah.

Masih ada bencana yang lain. Korban UAN. Katanya CUMA kasus segelintir orang, kenapa harus jadi kasus nasional? Entahlah...gw juga ga tau mana yang bener. Yang gw tau, ada anak gantung diri karena ga lulus. Ada anak ketrima di perguruan tinggi tapi ga lulus SMA. Ah, negeri yang aneh! Mirip kata iklan, pendidikan buat anak kok coba-coba.

Lantas apa maunya dengan CUMA 40 juta itu??? Orang2 KPK katanya udah sepakat ga mo ngambil jatah gaji ke-13 buat pejabat itu. Trus Ketua DPR juga minta gaji ke-13 pejabat ga usah diambil aja tapi disumbangin buat warga yang banyak kena bencana. Ah, semoga bukan CUMA omongan di bibir pejabat aja, tapi bener2 bisa jadi nyanyian indah buat mereka yang di Aceh, di Jogja, di Sinjai....

Sabtu, 01 Juli 2006

Sedihnya ga bisa pulang...

Jumat kemarin, gw bangun siang banget, lagi absen sholat. Pas bangun, laper banget. So, buru2 mandi trus jalan ke mall, mo maem bubur ayam. Dah gede masih bubur terus...hehehe. Di mall lagi rame2nya, kursi kosong hampir ga ada. Untungnya ketemu ibu2 yang gw lupa namanya sapa (jahat deh ih...). Ibu itu nawarin kursi kosong di depannya. Udah gitu, bubur gw dibayarin pula. Ampun, baiknya!

Abis maem, perut gw mules. Lama2 keringet dingin ngucur kek ujan segede2 biji jagung (sumpah, ga hiperbola). Udah deh, kepala gw langsung terkulai lemah di meja makan. Gw dah ga sadar ma sekeliling gw. Dengan sisa2 tenaga yg ada, gw nelen obat penahan perih, ga mempan. Makin gila sakitnya, naujubillah deh, kata orang sama sakitnya dengan ibu2 yang melahirkan.

Dalam kesakitan luar biasa itu, ibu yang baik hati tadi mijit2in jari gw yg kram dan duingin. Katanya gw udah ga sadar. So, hp gw diambil ma ibu itu, trus dia nelpon salah satu temen gw yang ada di memori hp. Seperti bertahun2 rasanya dalam kesakitan, akhirnya temen gw dateng. Gw digotong ke taksi, langsung dibawa ke rumah sakit Pertamina.

Sekian waktu berikutnya, baru kesadaran gw pulih. Yang langsung gw inget pertama kali, tiket gw di tas. Nangis deh....! Kalo kondisi gw kek gini, berarti gw ga bisa pulang ke Sinjai, Sabtu (hari ini). Padahal tiket ini udah gw beli sejak Kamis. Sediiiiiiiiiiiiiiih bangetttttt....! Malem2 jam 11 gw nelpon sepupunya sepupu gw (ribet kan...), gw kasih aja ke dia tiket itu daripada mubazir.

Udah nunggu lama biar bisa pulang nengokin ortu pasca bencana di Sinjai, ternyata Tuhan ikut campur. Kista ma Tumor di rahim gw yang bulan lalu dibilang udah bersih, tiba2 melilit-lilit gila, jauh lebih sakit dari sebelum2nya, tahun 2005 lalu ketika penyakit ini pertama kali terdeteksi. Gw coba sabar tapi tiap inget mo pulang ke Sinjai, air mata gw (sialnya...) netes terus.

Omigad, gw mo ngapain sekarang? Pas di USG, rahim gw katanya gapapa tuh! Aneh bin ajaib memang penyakit di tubuh perempuan. Dokter masih nawarin mo neropong rahim gw pake alat apa gitu, udahlah, ga usah. Gw mo keluar aja dari RS gila ini. Walaupun biaya dtanggung kantor, tetep aja yang cocok di sana emang cuma Soeharto. Sakit gw keknya sekarang didominasi rasa sedih ga jadi pulang deh...! Mungkin ada sesuatu yang LEBIH DAHSYAT setelah ini...

* disertai kemurungan, mata menyipit dan sembab, hufhhh...(udah dramatis lom ya?)