Rabu, 28 April 2010

Kalo Rita Aja Lolos, Kenapa Jupe dan Maria Eva Diributkan?

Semalem secara tak sengaja saya menyaksikan debat calon bupati di tvsatu. Kaget juga, sekelas pilkada aja bisa siaran langsung di tv nasional? Kaget juga ketika melihat iklannya, kok dukungan untuk salah satu kandidat, petinggi2 partai? Ngerti apa dengan kondisi daerah di sana?

Lebih kaget lagi waktu saya menyaksikan salah satu kandidatnya, OMG....dia kan, dia kan...? Tapi setelah melihat daerah yang menggelar siaran langsung dan tivi yang menyiarkan, saya segera mahfum. Oh, pantes!

Maaf maaf saja kalo saya sinis. Udah dari dulu saya begini. Sinis is my middle name, gitu istilah orang londo.

Sinis saya yang pertama: sekelas pilkada siaran langsung? Tapi segera pemakluman datang. Daerah penyelenggaranya adalah Kutai Kertanegara, daerah terkaya di Indonesia yang duit belanjanya Rp 3 triliun setahun. Wajar saja jika bisa menganggarkan Rp 2 miliar per desa per tahun. Apalagi jika cuma membayar siaran tivi Rp 250 juta untuk acara debat (menurut info temen saya di sana). Walopun jumlah orang miskin, sekolah rusak, juga tinggi di sana.

Sinis saya yang kedua: iklan dukungan petinggi partai. Ada AB! Ouh, makin mahfumlah saya kenapa tayangan ini ada di tv itu. Lalu ada AL, yang menteri itu. Ada W, mantan kandidat wapres. Ada uztad Zmz. Wow...taukah dia siapa yang sedang dia dukung dengan puji2annya itu? Geli rasanya.

Sinis saya yang ketiga: kandidat nomer enam itu pernah punya cerita heboh ketika video bokepnya beredar luas. Kalo ga salah, video itu terheboh setelah video Itenas. Sempat dilaporkan ke polisi karena katanya peredaran video itu disertai unsur pemerasan. Tapi tak jelas kelanjutannya. Si lelaki dalam video denger2nya kemungkinan besar sudah 'dilenyapkan'.

Bukan tak ada perlawanan ketika dia mencalonkan diri. Tapi semua bisa diredam dengan duit. Dan tidak sekali ini saja video itu dijadikan kampanye hitam bagi si calon. Ketika akan menjadi ketua organisasi sayap Golkar, ia juga dikecam. Jadi anggota DPRD juga dikecam. Apalagi ketika jadi calon bupati. Tapi akhirnya lolos juga dan bisa ikut berdebat semalem d tivi, mengenakan tutup kepala.

Jadi, kalo 'macam' dia saja lolos, kenapa harus meributkan Julia Perez alias Jupe dan Maria Eva? Bedanya cuma, Jupe lebih terkenal. Dan si calon di Kutai ini didukung para ketua partai. Didukung pula oleh Sultan di daerah itu. So, apalagi? Syaratnya cuma itu kan?

Oh iya, kabarnya, bapaknya si calon bupati itu, yang pernah bupati dua periode di sana (dan korupsi miliaran rupiah), sudah dikembalikan ke Kutai. Konon, setelah dirawat di RSPP, lalu ke Singapura, dia dikembalikan ke kampungnya karena menderita penyakit lupa, seperti Nunun. KPK sepertinya sama sekali tak berdaya dengan penyakit yang baru ngetren itu ya?

Senin, 26 April 2010

bosen

Sudah berbulan-bulan saya tak menulis di sini. Di blog sana juga jarang. Header blog udah lama hilang. Saya ga inget gambar itu saya titip dimana. Eh, tepatnya ga tau cara nyarinya. Terlalu banyak kejadian penting yang saya lewatkan. Saya ga akan menyalahkan jejaring sosial sebagai tempat beraktifitas yang baru. Karena nyatanya di sana saya juga cuma pembaca, bukan pengguna aktif. Sesekali emang ngikutin obrolan terkini, kalo lagi mood.

Kasus bom, penjara Artalita, kasus korupsi, pajak, KPK, Pansus DPR, bencana, tuding menuding politisi, pengekangan kebebasan berpendapat dan beragama, isu perkotaan seperti kasus Tanjung Priok kemaren, pencalonan kepala daerah yang unik-unik dan ga banget. Banyaaak sekali kasus dan isu seksi sekaligus menyebalkan yang saya lewatkan.

Mungkin bosen, saking banyaknya. Mungkin mulai bermasa bodoh, karena tak ada hal yang kunjung berubah. Mungkin mulai tak peduli, tak peka, dan lebih memilih sibuk memikirkan diri sendiri? Kapan punya rumah? Kapan punya duit banyak supaya emak dan bapak bisa berangkat haji?

..... :|

Awal2 saya tak melirik blog ini sebenarnya juga sedikit banyak sempat dipengaruhi kasus ibu Prita. Ada ketakutan untuk menulis di sini. Apalagi blog ini isinya...ya gitu deh. Kalo dulu orang mungkin hanya akan mencaci saya di kolom komentar. Tapi sekarang? Bisa dibawa ke pengadilan. Saya benar2 terkekang, penuh ketakutan.

Saya ingat seseorang (atau dua tiga orang) yang dulu sedemikian bencinya pada saya akibat tulisan2 di blog ini. Walau pada akhirnya semua yang saya tulis terbuka satu per satu. Kasus jaksa, kasus pajak, kasus Bakrie. Saya ga tau bagaimana sikap mereka sekarang terhadap saya. Mungkin senang karena saya berhenti ngeblog. Atau mungkin tengah meratapi yang dipenjara. Atau sudah hidup aman di luar negeri.

Ga ada maksud apa2. Saya nulis postingan ini karena sedang bosen saja. Tak ada lagi blog yang asik dikunjungi. Jadi saya kembali ke sini. Bosen!