Kamis, 12 November 2009

Yang Mulia, Mari Saya Ingatkan Beberapa Hal


Belum genap 100 hari setelah resmi pemerintahan negeri antahberantah ini berjalan. Dan melihat hiruk pikuk sandiwara penegakan hukum di negeri antahberantah akhir-akhir ini yang kian memanas dari hari ke hari....

Mari, yang mulia, saya ingatkan beberapa peristiwa...

Dulu seorang petinggi partai hijau dilaporkan oleh yang mulia ke polisi karena dianggap mencemarkan nama baik saat ribut2 soal poligami. Namun saat sekarang yang mulia disebut2 dalam rekaman pembicaraan dengan tikus dan dianggap mendukung sebuah konspirasi, malah didiamkan saja. Ah, mungkin dia lebih terusik dikira berpoligami daripada dikira korupsi.

Kalo anda diam, Mister, orang2 akan makin mempersepsikan bahwa anda terlibat. Atau...karena ini soal Bank yang mirip toko obat itu emang emmm...katanya nyumbang dana kampanye engggg...atau emmppphh... ah, sudahlah!

Lalu ingatkah Tuan pada iklan2 di radio, televisi dan media cetak menjelang pemilu lalu yang bunyinya membentak2 ngomong: Tidak! Tidaaaakkk! TIDAK! Itu? Ya, itu iklannya, KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI?

Lalu bagaimana orang2 di gedung sirkus Senayan sana saat ini yang juga muncul dalam iklan membentak2 ngomong TIDAK itu? Cih! Sama aja. Dari Ketua sampe kroco di Kamar ketiga. Mungkin saking takutnya diapa2in karena disana memang jadi sarang tikus, mereka melakukan beberapa hal yang nunjukin ketololan.

Pertama, si ketua membatalkan dua rapat dengar pendapat antara departemen dalam kamar. Salah satunya karena rapat dengar pendapat itu akan menghdirkan menteri pencegah kesakitan yang baru. Apa harus begitu? Mereka itu anggota dewan atau menteri yg harus berada di bawah komando yang mulia atau petinggi partai?

Ketololan kedua saat rapat dengar pendapat dengan Buaya. Saat warga negara ramai2 mengecam buaya dan mendukung cicak, mereka malah menjilat2 buaya. Hhh.... pertunjukan malam hari yang memuakkan.

Lalu ketiga, saat ribut2 soal hak angket bank yang mirip toko obat itu, ada yang mencak2, marah2, mengira yang mulia akan digulingkan dari jabatannya. Ketua lembaga paling tinggi tau2 tereak membersihkan diri dan bilang: "Yang bikin hak angket itu partai Kuning. Partai Merah cuma ikut2an aja."
Lho lho....takut amat yak diturunkan dari jabatan ketua :)) preeet dah!

Mari saya ingatkan lagi pidato yang mulia pada suatu hari di bulan Juni lalu. Ketika itu tepatnya 24 Juni 2009, yang mulia menilai Cicak menjadi superbody. “Terkait KPK, saya wanti-wanti benar, power must not go unchechked. KPK ini sudh powerholder yang luar biasa. Pertanggungjawabannya hanya kepada Allah. Hati-hati.”

Nah, yang mulia, saya sudah mengingatkan beberapa poin.
Dan para jelata, sebelum meledakkan amarah, coba diingat-ingat lagi sekarang, siapa orang yang kamu pilih saat pemilu lalu?

5 komentar:

Unknown mengatakan...

Makin bersyukur kemaren gak ikutan nyoblos. Sudah waktunya berhenti memilih yang terbaik dari yang terburuk. Yang buruk tetaplah buruk, jangan lagi berkompromi. We need the best, and nothing less.

komuter mengatakan...

semoga yang mulia teringatkan.....

venus mengatakan...

ihhhhhh masih galak ternyata, hihihi....

mariskova mengatakan...

Saya senang saya memilih presiden kemarin. Karena setelah itu saya bisa meminta pertanggung jawaban dari yang saya pilih itu. Kalo saya enggak milih, mana bisa minta pertanggung jawaban?
Saya juga memilih wakil-wakil saya di dewan kemarin. The best from the worst, kata Wimar di radio pada suatu hari. Apa saya minta pertanggung jawaban mereka juga? Ya iya lah. Walopun mungkin baru 0.1% yang mereka mampu pertanggung jawabkan. Yang penting pertanggung jawaban itu saya tagggiiiiiihhh dunia akhirat.

wongiseng mengatakan...

Kamar ke tiga sing nggilani itu piye ya enaknya diapakan, bubarkan saja dan pilih ulang atau gimana. Sepertinya bukan penyalur lagi, tapi penghambat suara rakyat.