Selasa, 18 Maret 2008

dana korban tsunami buat beli senjata?

Dulu, zaman2nya reformasi, jauh sebelum Atjeh diluluhlantakkan oleh gempa dan tsunami, kami sering ledek2an dengan kawan2 kami anak Atjeh. Kami memplesetkan lagu Bungong Jeumpa menjadi: Bungong Ganjo/ Bungong Ganjo/ megah di Atjeh/ Jual sana/ jual sini/ beli sanjato../
Kenyataannya, di Atjeh memang banyak ganja. Konon [saya dengar dari kawan2 Atjeh itu] daun ganja dipakai untuk campuran dalam masakan orang Atjeh. Konon pula, daun2 ganja itu dijual untuk beli senjata. Konon lagi, agar punya ongkos ke Jawa untuk berkumpul dengan kawan2 se Indonesia [saya sendiri dari Makassar] mereka harus jualan ganja dulu. Dari sanalah, lagu plesetan itu kami dendangkan.

Tapi saya baru tau, jika kini daun ganja tak dijual lagi untuk beli senjata. Yang dipakai beli senjata justru dana korban bencana tsunami. Saya terhenyak membaca kabar itu. Dana korban tsunami Atjeh yang dipake buat beli senjata2 buat tentara, polisi, dan alat-alat nuklir. Kabar itu sama menyakitkannya dengan kabar tentang sulitnya mengusut orang2 DPR yang telah memakan Rp 23.055 miliar dana tsunami. Amat sangat keterlaluan.

Lebih aneh lagi karena laporan pembelian senjata2 itu tiba2 muncul di lampiran Perpres Nomor 30 Tahun 2005 tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat NAD dan Kepulauan Nias. Sebelum2nya, tak ada. Maka, konon orang2 yang ikut dalam rapat pembahasan Perpres pekan lalu pun terkejut. Sebab dalam lampiran itu tertera biaya pengadaan suku cadang/ban pesawat, peralatan berat, serta persenjataan ringan dan amunisi bagi TNI/polri yang memakan terlalu banyak dana bantuan korban tsunami.

Bukankah masih terlalu banyak kebutuhan para korban yang belum terpenuhi? Berapa yang belum punya rumah? Berapa anak yang belum bisa sekolah dengan bener? Berapa kepala keluarga yang belum bisa kembali bekerja untuk menghidupi keluarganya. Kok dananya malah dibeliin senjata2 buat militer tak berguna yang bisanya cuma bentrok dengan sesamanya dan menembaki warga itu?

Di sini disebutkan, jumlah amunisi yang dibeli mencapai 19.769 butir, suku cadang dan ban pesawat 2.299 unit, alat utama militer 985 unit, senjata 295 unit, senapan dan pistol 56 unit, alat berat militer 483 unit, dan lainnya. Anjrit! Sementara rehab rumah korban tsunami, BRR hanya mencantumkan targetnya 67.890 unit, dari rencana sebelumnya 155.838 unit. Untuk bantuan rumah, targetnya mencapai 139.195 unit tapi yang dibuat cuma 90.158 unit.

Rehab tambak nelayan baru seluas 18.631 ha dari yang direncanakan 36.597 ha. Rehab hutan mangrove baru terealisasi 10 persen atau sekitar 16.775 ha, dari yang direncanakan 164.640 ha. Pelebaran dan pengaspalan ruas jalan tengah baru sepanjang 191 km dari 341 km yang direncanakan dalam perpres. Lintas timur, lebih pendek lagi cuma 80 km dari 257 km yang direncanakan.

Tak salah jika akhir pekan lalu, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Peduli Aceh berunjukrasa ke BRR. Mereka mempertanyakan kenapa dana korban tsunami justru digunakan untuk membeli alat2 untuk militer?

Iya, kenapa? Masih tak cukup puaskah mereka membombardir tanah Atjeh dengan operasi militernya di masa silam? Masih belum cukupkah orang2 Atjeh dibuat tak berdaya dengan musibah tsunami yang meceraiberaikan mereka dengan segala yang mereka miliki? Masih belum cukupkah darah yang mengalir di tanah itu saat orang2 berpakaian loreng itu menembaki orang2 di Atjeh dengan dalih membela merah putih? Kenapa pula harus memakai dana korban untuk beli senjata? Sedemikian pentingkah senjata dibanding menyembuhkan rasa lapar orang Atjeh?
Gerammm sekali rasanya! Kalo saja Munir masih ada...

8 komentar:

Gagah Putera Arifianto mengatakan...

biarlah orang2 itu makan duit tsunami....kita liat nanti anak mereka kaki dan hidungnya ada berapa...huhuhuhu

Biar gak ada munir kan masi ada gw :D

Anonim mengatakan...

udah dapat informasi lengkapnya tentang Itu, mbak...

saya masih berdebat banyak tentang hal ini sama teman2..

Kalau memang keppres itu "beneran" (secara kausul dan alesan bisa diterima) melampirkan ini, sepertinya perlu diblow up lagi..

btw, saya juga dari aceh ;)

Anonim mengatakan...

Katanya benci tirani dan kediktatoran, Indonesia bukan Sisilia, tapi saksikanlah, keserakahan pengurus negeri ini telah membuat mereka meremukkan tulang rakyatnya sendiri.

Anonim mengatakan...

DASAR
...

Anonim mengatakan...

tmn2ku di sana paling sebel sm yg namanya BRR, buat gaji mrk aja brp persen tuh uang tsunami?

ada munirpun belum tentu selesai Yat, keserakahan penguasa sulit ditumpas :( di matanya menari2 duit..duit..

Anonim mengatakan...

duh.. mana alex?

harga toyota alphard 2014 mengatakan...

Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
keep update!Harga Toyota Alphard 2014

dul lucky laki mengatakan...

terima kasih atas informasinya..
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua :) Dul Lucky Laki