Sabtu, 27 Oktober 2007

Renovasi rumah ga rusak Rp 350 miliar

Ah, kalian pasti udah bosen dengan berita2 memuakkan dari gedung sirkus itu. Tapi koran pasti sepi jika dalam sebulan tak ada berita dari aksi2 konyol yang mereka lakukan. Entah berkelahi, entah agenda studi banding ke luar negeri padahal cuma jalan2 dan belanja belanja, atau minta kenaikan gaji, tunjangan, uang komunikasi dll, renovasi gedung, pokoknya apa aja yang berbau duit. Kali ini apalagi? Ya pastilah ga jauh2 dari urusan fasilitas. Seperti kata detikcom, mereka mo merenovasi rumah dinas! Dananya? Rp 350 miliar!

Fantastis! Ketika pengungsi Gunung Kelud hanya bisa makan nasi basi (walopun paduka presiden sedang berkunjung ke sana), ketika korban Lapindo dua kali lebaran di pengungsian tanpa opor ayam dan ketupat tapi hanya dengan bau lumpur, ketika korban gempa Sumatra masih kelaparan karena kekurangan bantuan, mereka masih mikirin untuk renovasi rumah yang sebenernya tidak rusak, tidak terbang atapnya karena puting beliung, tidak retak temboknya karena gempa, tidak ternoda lantainya karena banjir! Bener2 ga punya perasaan!

Coba, duit Rp 350 miliar itu dipake buat renovasi gedung dan biaya sekolah di daerah bencana, berapa banyak anak yang bisa terselamatkan masa depannya? Kalo dipake buat membangun tempat pengungsian sementara bagi korban Kelud yang lebih layak huni dan memasok bahan makanan buat mereka, pengungsi2 itu tidak akan setiap saat meminta kembali ke kampung halamannya yang berselimut debu dan ancaman setiap saat tertimpa lahar panas. Betapa tidak pekanya mereka, walaupun katanya, itu kerjaannya si sekjen DPR. Ah, yang bener?

Oiya.., rencananya, renovasi akan dilakukan mulai Januari 2008 dan akan berlangsung sekitar setahun. Selama pengerjaan renovasi, para anggota DPR yang menempati rumah itu, bakal dikasih uang pengganti sebesar Rp 20 juta untuk menyewa rumah atau apartemen. Oh, God! Padahal, banyak rumah kosong di kompleks itu. Mereka juga pasti punya rumah yang lain. Waduh...! Lihat di sana, pengungsi2 korban lumpur Lapindo Brengsek itu masih saja harus puasa, lebaran, natal, dua kali di lokasi pengungsian, dan masih juga diuber2, disuruh pindah, dan dihantui jebolnya tanggul2 berisi lumpur panas setiap saat.
Masih berminat berpartisipasi di pesta pejabat 2009 nanti?

11 komentar:

Anonim mengatakan...

Ya begitulah wakil rakyat kita...

Suatu pelajaran buat kita untuk hati-hati memilih wakil.

Kejadian minta laptop (padahal nggak bisa gunakan) itu aja dah malu2in. Jangan sampai 350M uang rakyat dihamburin untuk hal-hal nggak penting kaya' gitu....

Kasian deh mereka, nggak punya muka. Tidur saat kerja, disorot ma TV, eh nggak malu sama majikan (rakyat). Padahal mereka kan dibayar, kok dengan santainya tidur pas kerja? Tanya ken-apa???

Anonim mengatakan...

yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin.

wakil rakyat kita kulitnya kulit badak mukanya pake semen. gak punya malu sama sekali. berpesta di atas penderitaan rakyat. makan duit rakyat.

gak usah heran klo besok2 bakal minta dibeliin underwear baru seharga 1M.

coDOT mengatakan...

Mendingan apolitis kaan? Hidup anarchy! hihi......

Anonim mengatakan...

horeee...bergerak sudah mulai galak lagi

Unknown mengatakan...

saya gak pernah tertarik ikutan pesta manapun mBak.....

Anonim mengatakan...

temennya bawang deh....

saya ngga minat lagi ikutan pesta jeung. kalau pesta blogger minat tapi ngga bisa datang. hahahaha

Bangsari mengatakan...

bayangkan jika 350 milyar kali sekian itu dipakai untuk pendidikan, ndak ada lagi cerita kambing untuk mereka. duh gusti, negoro kok ndak serius begini....

ndahdien mengatakan...

ga' da habisnya ngomongin para anggota dewan itu, mereka dah budheg & picek, cuma punya mulut bau doanx. coba qt bedah isi kepala mereka, pasti ga' da otaknya:[

Gagah Putera Arifianto mengatakan...

hmm....menarik sih mencermati kelakuan anggota-anggota DPR ini. Kalau kita lihat dengan our point of view, memang apa yang mereka lakukan sekarang itu brengsek banget. Tapi kalau kita coba lihat dari "their" point of view, apa yang mereka lakukan itu biasa-biasa aja, karena :
1. Latar belakang mereka berbeda-beda.
- Ada yang kaget dengan kekayaannya + berpendidikan tinggi tapi mentalnya ancur, sampe2 jadi norak & kerjaannya minta tambah fasilitas (we have to admit, ini adalah mental orang susah dari Indonesia saat ini, walau gak semua). Dan mereka ini mayoritas
- Ada yang tadinya bener2 aktivis, malah jadi ikutan keenakan karena fasilitas yang dikasih dan minta tambah. Buat mereka ini, kerja untuk rakyat ya ikut rapat dan "ikut menentukan masa depan rakyat". Inget, cuma ikut aja. Mereka gak peduli masa depan itu kayak apa. Karena inilah yang rata-rata dilakukan aktivis mahasiswa kita. Mereka demo karena mereka lapar, uang kuliah gak ada dll, so....begitu kepentingan mereka terpenuhi, yang ada mereka cuma ikut-ikutan tereak doang. Cuma butuh satu provokator dengan teknik persuasi yang baik maka mantan aktivis ini akan terpengaruh.
- Ada juga yang setengah bersih. Mereka ini lebih parah lagi. Mengembalikan tunjangan, menghujat kelompok sendiri, untuk kepentingan masa depan. Ehem2...tentunya untuk ngedapetin fasilitas beberapa tahun lagi
- Ada yang bener2 bersih. Sangat sedikit dan biasanya tenggelam karena teman-temannya yang brengsek semua. Keadannya kira-kira kayak ustad di kampung maling. Selamat aja deh tu Ustad. Cuma dikacangin ama dilemparin kacang aja kerjanya. Kalaupun berani ngomong keluar, mereka bakal keliatan kayak golongan setengah bersih. Mereka ini rata-rata setelah abis masa jabatannya memutuskan gak bakal berkarir di politik lagi atau paling gak di DPR.

Yah.....itu dari sudut pandang gw..yang gak pernah jadi anggota DPR :D

Anonim mengatakan...

Setiap kali liputan ke GEDUNG DEWAN, entah kenapa bawaannya saya morning sick selalu....

SEKJEN PENA 98 mengatakan...

Memang banyak yang pergi
Tidak sedikit yang lari
Sebagian memilih diam bersembuyi
Tapi… Perubahan adalah kepastian
dan untuk itulah kami bertahan
Sebab kami tak lagi punya pilihan
Selain terus melawan sampai keadilan ditegakan!

Kawan… kami masih ada
Masih bergerak
Terus melawan!
www.pena-98.com
www.adiannapitupulu.blogspot.com