Selasa, 14 Agustus 2007

nasionalisme, videoklip, atau dokumentasi 2009?

Sebuah tayangan hiburan di stasiun tipi tadi siang menayangkan tentang dua grup band yang sedang syuting video klip di bandara Halim PK. Konon nanti salah satu bintang dan model videoklip itu adalah mr presiden. Hmmm...menarik! Alasan mr presiden mau menjadi model di videoklip itu, karena dua lagu masing2 milik Grup Band Coklat dan Samson itu mengandung nilai2 nasionalisme dan karenanya akan dijadikan kado ulang tahun kemerdekaan serta kado bagi pasukan perdamaian yang sedang bertugas di Lebanon.

Ga ada yang salah sih kalo presiden jadi model videoklip. Sayanya aja yang emang nyolot dan selalu negatip. Saya jadi inget jaman dulu, apa2 yang menyangkut soal negara, meskipun cuma kesamaan nama, semuanya dilarang. Liat aja disini, segala macem dilarang. Sampa kata KIRI pun dilarang. Padahal tanpa kiri, kanan ga akan lengkap. Apa mau disebut si buntung, atau telinga sebelah, atau si pincang atau si buta dari gua hantu? Hahaha...! Jaman dulu, dikit2 tersinggung, trus dilarang, trus dianggap subversif, dan sebagainya.

Konon pula, jangankan menjadikan presiden sebagai model video klip, dulu, kalo ada anak kedengeran bercita2 jadi presiden aja, ga boleh. Kalo ada acara anak2 ketemuan sama presiden, mereka hanya boleh ngibar2in bendera kecil dan nyanyi2: untukmu, bapak kami Soeharto.... Maka, film Joedy Soebroto (bener ga ya tulisannya gini) berjudul Nyoman dan Presiden pun akhirnya dicekal karena ada kata presidennya. Huh, ribet banget deh.

Padahal film yang dibintangi Yati Surachman itu hanya bercerita tentang seorang anak dari Bali yang sangat ingin bertatap muka dengan presiden dari dekat. Akibat dicekal, Yati Surachman yang sekaligus sebagai penanggungjawab produksi, terpaksa jualan film door to door agar filmnya tetap laku. Ketika itu, konon film ini dibolehkan edar kalo sutradaranya mau mengganti judul Nyoman dan Presiden (1989) menjadi Nyoman dan Bapaknya, Nyoman dan Kita, Nyoman dan Bangsa, Nyoman dan Merah Putih, atau Nyoman dan Indonesia. Karena menurut menteri penerangan saat itu, menggunakan kata Presiden di film itu, bisa merongrong kewibawaan presiden. Geblek kan?

Saya pun jadi penasaran, kok mr presiden mau jadi model videoklipnya Coklat dan Samson? Mmmm... ga takut kewibawaannya terongrong karena tampil nyanyi2? Dibayar berapa dia ya? Gajinya sebagai presiden ga cukup sampe harus nyari penghasilan tambahan? Atau... ini dia nih... jangan2 yang dibayar malah grup band-nya? Dasar otak saya nih..., ini persoalan nasionalisme, atau sekedar video klip, atau buat dokumentasi dalam acara2 di tahun 2009 kelak? Aaah...., kalo acara 5 tahunan lalu sepertinya suara ibu2 mendominasi, tampaknya ritual 5 tahunan mendatang akan terjaring suara2 pemilih pemula! Taktik jitu!

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Kalau bikin komik Yati dan Presiden nanti saya dirongrong tidak ? Lha, Bona temennya yang berbelalai panjang kemana?

Anonim mengatakan...

wah nyerobot lahan rejeki nya fauzi baadilah
*ugh, jleb, i love fauzi baadilah..
huhuhuhu

[lhah?]

Anonim mengatakan...

lha ngga ada salahnya kan jeung kalau presiden ikutan model video klip. lha wong dia jualan sate juga ngga ada salahnya...
namanya juga manusia... hahaha

Unknown mengatakan...

nanti yang dominan kemunculan wajah anggota band ato wajah presidennya?? hmm... presiden kita ternyata punya penyakit AMAT SANGAT BANCI TAMPIL!!

Anonim mengatakan...

iya nih, lo mah nyolot mulu :p

MERDEKA, CO!!!!

Unknown mengatakan...

Tapi kalau tidak ada orang2 kayak kamu bakalan damai2 aja semuanya... things seems not so WOW!!! gitu loh!!!