Senin, 20 Agustus 2007

Bedanya Orang Waras dan Ga Waras

Gw agak merinding semalem ketika menyaksikan tayangan news dot com di Metro TV. Coba ya..., semalem itu, ada warga Porong (korban lumpur Lapindo tentu saja) bernama Pak Waras, bener2 berlaku waras di zaman edan (sampe gw juga bingung, sepertinya itu justru perilaku ga waras?). Beliau mengembalikan duit yang masuk ke rekeningnya, karena dia merasa tidak berhak atas duit ganti rugi itu.

Ceritanya (maap kalo ada yang udah nonton. Ini cerita buat yang ga nonton :p), ganti rugi yang harus dibayarkan Lapindo ke Pak Waras sebagai korban lumpur adalah Rp 200 juta lebih. Tapi tiba2 duit yang masuk ke rekeningnya sebesar Rp 400 juta lebih. Karena merasa ga berhak, Pak Waras ngembaliin duit itu ke Lapindo. Dan beliau cuma mengambil yang dianggap haknya yaitu sekitar Rp 57 juta atau sebesar 20 persen dari haknya yang Rp 200-an juta lebih itu, sesuai ke(tidak)sepakatan warga dengan Lapindo.

Oh, God! Gw bener2 takjub. Pertama, Pak Waras itu, korban lumpur Lapindo, tapi masih bisa berpikir duit yang masuk rekeningnya, bukan haknya. Kedua, di saat orang lain berlomba2 menuntut ganti rugi atas keteledoran Lapindo sehingga lumpur mengubur semua harta warga, Pak Waras malah ngembaliin duit! Ketiga, dia ga ngambil sekaligus duit Rp 200 juta lebih itu yang memang senilai dengan haknya, tapi cuma ngambil 20 persen.

Bener2 gila, setan2 dalam diri gw langsung ngamuk2 ga puas dengan aksi Pak Waras, hahaha, dasar setan! Soalnya setan2 nyolot dalam diri gw baru abis seneng2 berpesta ketika Rabu (15/8) lalu, YLBHI menobatkan SBY sebagai Presiden Direktur PT Lapindo Brantas Inc, bukan Presiden Republik Indonesia. Pertimbangannya, SBY dianggap lebih memihak Lapindo dibanding ribuan warganya yang sengsara karena lumpur.

Bedanya orang waras dan ga waras, ada di Perpres No 14 Tahun 2007 itu. Soalnya, isinya malah mengubah kewajiban Lapindo memberikan ganti-rugi kepada korban lumpur, menjadi jual-beli tanah. Padahal, ganti rugi kan harusnya emang HAK korban. Belum lagi kalo bicara soal HAK lain, misalnya rasa aman, hak atas keuntungan yang didapat seandainya daerah mereka ga tertimbun lumpur. Belum lagi soal pembayaran bertahap model 20 persen-80 persen, yang tidak akan cukup bagi korban untuk memulai kehidupan baru. Dan akhirnya, soal tanggung jawab. Dalam Perpres itu, pemerintah malah mengambil-alih sebagian tanggungjawab Lapindo sebagai penyebab semburan lumpur. Bodoh!

Maka, orang seperti Pak Waras bener2 seperti lahir dari alam mimpi. Manusia langka, udah susah ditemuin di zaman edan ini. Lapindo pun memberinya hadiah berupa nginep di hotel. Tapi Pak Waras menolak karena kamar hotel terlalu dingin dan kambing2 piaraannya ga bisa ikut ke hotel. Ah, lugunya orang ini! Akhirnya Lapindo, katanya, ngasih rumah type 40. Alhamdulillah, selamat Pak Waras! Semoga bapak-yang-ga-waras-karena-menelantarkan-rakyatnya bisa mengikuti kewarasan Bapak.

14 komentar:

Anonim mengatakan...

kok ya masih ada ya jeng orang yang jujur seperti pak waras itu...
masak mengembalikan uang 300an juta lebih.
bener bener manusia langka jeung...

Anonim mengatakan...

saat semua sudah begitu akrab dengan dosa, kebenaran akan terasa menggelikan.

Anonim mengatakan...

Sumpah....kalo ad 1000 org kaya Pak Waras diJakarta,pasti ga'ad lagi tu yg nama'y KKN n penjara pasti sepi.....

Anonim mengatakan...

Wahhhhh hampir aja aku punya kesimpulan bahwa si Pak Waras ini "gak waras"!!
Ditengah2 kesulitannya dia masih bisa jujur??Jarang sekali ada orang kayak dia..


(-.-) merenung ; menyadari kekotoran hatiku...

Anonim mengatakan...

saya kirim ke rekeningnya situ 200 juta ya? Mohon dikembalikan 400 juta. Setelah itu saya akan bilang anda tidak waras.

Anonim mengatakan...

wah, kalo ini mah kacau! mustinya ambil aja yg 200 itu ya? yang bener2 jadi haknya gw rasa jauh lebih gede dari 200 juta. gila aja. tiba2 ditenggelamkan dan dimiskinkan, bo! emang cukup 200 juta buat gantiin itu?

Unknown mengatakan...

Jika saja kepala2 kita se"waras" Pak Waras...
Indonesia tak akan pernah jatuh terpuruk.. mimpikah gerangan?

Putirenobaiak mengatakan...

pas adegan ini bayiku minta bobo, nggak nonton deh, untung ada disini :D

duh aku bingung yat, kalo emang haknya napa dikembaliin, itu namanya bodoh!

kalo bukan hak mestinya ya dikembaliin.ato Pak Waras ingin agar penguasa yg nonton menirunya??!

adiwirasta mengatakan...

gila!!

hari minggu kemaren, dipasar baru, ada duit 21 rb di jalan aja gue sikat. ini 300 jtan lebih dibalikin???

gila tuh orang!!!
gila!!!

Anonim mengatakan...

yo bikin kaos begituan yo Mbak?!
seru neh keknya...

eh, jadi inget suara yang mirip Polly *mirip nama anjing*.

"Petruk itu diganti orang kita..."
petruk:jaksa agung

petruk!
wakakakakakak

Pinkina mengatakan...

aku liat pas episode ini
bener2 deh, pak waras itu bener2 waras sesuai dg namanya.......salut

Anonim mengatakan...

waduuh benar benar jujur dan waras Mbah Waras itu, hari gini ngembaliin duit segitu banyaknya apalagi pake bilang karena itu bukan haknya waaaaaaaah hebaaaaaaaaaat tenan Mbah Waras ini, Heeeeeey Koruptor contoh Mbah Waras

Anonim mengatakan...

waduuh benar benar jujur dan waras Mbah Waras itu, hari gini ngembaliin duit segitu banyaknya apalagi pake bilang karena itu bukan haknya waaaaaaaah hebaaaaaaaaaat tenan Mbah Waras ini, Heeeeeey Koruptor contoh Mbah Waras

Anonim mengatakan...

waduuh benar benar jujur dan waras Mbah Waras itu, hari gini ngembaliin duit segitu banyaknya apalagi pake bilang karena itu bukan haknya waaaaaaaah hebaaaaaaaaaat tenan Mbah Waras ini, Heeeeeey Koruptor contoh Mbah Waras