Kamis, 01 Maret 2007

Mimpi Buruk Bapak Menteri

Lagi2 acara TV, Republik Mimpi bakal disomasi oleh Menkominfo. Ga abis2 nih urusannya. Udah nyuruh orang pake KTP kalo ke warnet, warnet ga boleh pake sekat, imel orang dipantau isinya, nomer tilpun diregistrasi biar terpantau, sekarang untuk kedua kalinya, acara Republik Mimpi (sebelumnya kalo ga salah namanya Republik BBM yak?) bakal disomasi lagi.

Alasan Pak Menteri, tayangan itu sangat berpotensi merusak pemikiran masyarakat Indonesia, karena secara filosofis tayangan itu sangat buruk. Hueks...bukankah statement ini bisa bikin mati ketawa juga? Eh, masih ada tambahan. Kata Pak Menteri lagi, masyarakat Indonesia dianggap belum punya edukasi yang bagus untuk menerima tayangan seperti itu. Beda ma Amrik, katanya tayangan kek gini dapat perhatian masyarakat karena demokrasi di sana udah jalan 200-an tahun.

Kalo presiden diolok2, mo dibawa kemana negeri ini, tanya Bapak Menteri. Effendi Ghozali pun dicela. Katanya, pantes ga jadi ilmuwan, tapi joker, soalnya dia ga bisa ngasih tayangan yang mendidik malah merusak tatanan masyarakat. Oalah...gw bukan ngipas2in Pak Effendi lho ya...hahaha, tapi katanya Pak Menteri lebih suka nonton Empat Mata-nya Tukul.

Ini sapa sih yang merasa dilecehkan? Gus Dur katanya nggak tuh! Mmm...kalo acara ini jelek, kok bisa dulu dianggap talkshow terbaik se Asia? Dan kalo ratingnya ga bagus, ga mungkin acara ini ada terus. Kenapa ga sinetron2 yang menjual mimpi2 aja yang disomasi dan dilarang? Atau acara gosip2 seleb yang sama sekali ga edukatip itu aja yang dilarang?

Lagian setau gw, soal larang melarang tayangan bukan tugasnya Departemen Penerangan versi Kabinet Indonesia Bersatu. Itu wewenangnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Kalo Depkominfo, keknya tugasnya nyebarluasin tayangan presiden lagi rapat di atas Kapal Fery dan Wapres lagi rapat di atas kereta. Maksud looohhhh??? Mo nyuci otak orang2 bahwa kapal dan kereta aman2 aja? Ya jelas amanlah dulz....lha yang numpang orang nomer satu kok. Pelayanannya pasti bedalah! Kalo perlu, hari itu ga ada yang jualan di stasiun, semua orang di kapal pake pelampung, dsb dsb, pokoknya serba bagus.

Tugas laen Menkominfo: menyebarkan daftar gaji terbaru para anggota sirkus yang katanya menghemat uang negara setelah PP 37/2006 direvisi. Hasilnya: tunjangan komunikasi intensif dan belanja operasional DPRD dipatok berdasarkan kemampuan keuangan daerah. Kalo KKDnya tinggi, untuk DPRD provinsi jumlahnya Rp 35 juta per bulan untuk ketua, wakilnya Rp 25 jutaan, dan anggota Rp 15 jutaan. Di DPRD kota/kabupaten, ketuanya Rp 24 jutaan, wakilnya 17 jutaan dan anggotanya Rp 12 jutaan sebulan.

Keknya ga ada bedanya deh sama yang kemaren sebelum revisi (dan bikin anggota2 sirkus ngamuk2). Juta2an juga. Lagian, masih ada cara lain kok buat anggota sirkus kalo mo nambah2 pendapatan. Konon, pejabat2 daerah kaya, kalo pengen kasusnya di KPK ga diutak-atik lagi, tinggal 'nyuapin' para anggota sirkus. Ada lho katanya, Gubernur Anu, nyetor Rp 2,75 M karena dijanjiin para anggota sirkus bisa menghentikan penyidikan di KPK.

Woi, jadi panjang neh omongan soal gaji orang2 sirkus itu. Balik ke Republik Mimpi, keknya Pak Menteri abis nonton Republik Mimpi jadi mimpi buruk ya? Takut tim kreatipnya acara itu nemuin orang yang mirip dia, trus diolok2in juga. Hahaha....jadi ga sabar pengen liat kembarannya Pak Menteri di Republik Mimpi...

21 komentar:

Anonim mengatakan...

brgkali, alasan utama mereka terganggu diparodikan, karena parodiannya jauh lebih bermutu (dan menarik) dari yang asli. jadi, jika jusuf kalla head to head dg ucup kelik dalam sebuah pemilu, misalnya, yg disebut terakhir bakal menang telak.

nb: halah, comment aja pake nb. waktu emg ngga bisa mengalahkanmu ya... konsistensi seperti ini yg selalu membuatku malu. dalam kebergerakanmu yg tiada jeda, sudah ribuan kali aku menepi, merasa cukup menjadi penonton... salut!

Anonim mengatakan...

media menderita sindrom schizoprenia..dimana disatu sisi kita diajarkan mengenai segala hal yang baik2 disisi lain kita dipertontonkan lakon memalukan para artis dan para pejabat yang kerjanya hanya ngurusin hal2 kecil dan meninggalkan tugas masing2...kalo mereka bisa bikin yang lebih baik tidak mungkin akan ada guyonan yang sama di setiap episode di BBm tersebut..huh....salam...senang bisa berbagi.

Anonim mengatakan...

Produk acara tv sebuah negara adalah cerminan masyakarat negara itu sendiri.

Anonim mengatakan...

paranoid akut?

Anonim mengatakan...

benernya gampang, klo mo bikin acara republik mimpi jadi gak laku, shg berhenti dg sendirinya. yaitu: para elit bangsa bekerja sesuai dengan kebutuhan rakyat, bukan kebutuhan perutnya sendiri.

dah itu dowank. gak perlu pake somasi2an. titik.

Anonim mengatakan...

wew.. dimasa demokrasi seperti ini masih ada aja, pelarangan tayangan yang mendidik seperti ini oleh para aparat pemerintah..

huff.. apa itu tertanda republik mimpi sudah menjadi ancaman terbaru untuk republik indonesia?

itu juga pertanda pemerintahan sekarang tidak tahan untuk dikritik oleh masyarakatnya sendiri.. sux..

Anonim mengatakan...

wakzzz!!!! udahlah!!
kalo baca postingan beginian bikin panas ati!!

me mengatakan...

hiyeeh.. jadi ga sabar pengen liad republik mimpi nemu seseorang yang mirip... hmmmm... pasti seru! *wink*

Anang mengatakan...

buset acara bagus pake dilarang2

Anonim mengatakan...

Pak menteri yang terhormat nampaknya lebih suka apabila bermimpi basah dibanding nonton republik mimpi.

hihihi

NiLA Obsidian mengatakan...

gimana bisa maju...?? dikritik kho takuut??

Anonim mengatakan...

huahahahaha....
kalo acara itu dibredel saya harus nonton apa coba??

untung ada ini: http://mbnw.blogspot.com/2007/03/kethoprak-dan-saya.html

Anonim mengatakan...

wah ada lelucon paling lucu dari menkominfo...whahahahahaaaa...

Hidayat mengatakan...

wah..memang harus kembali ke laptop..hehehe

Anonim mengatakan...

dah baca ini mbak yati? http://kelakuan.wordpress.com/2007/03/04/republik-mimpi-strikes-back/

Anonim mengatakan...

pliss jgn pergi republik mimpi..obat buat ku

Anonim mengatakan...

kalau ngga suka ya pindah chanel aja...
gitu aja kok repot

Unknown mengatakan...

setubuh ma komennya arif kurniawan di atas tadi! keknyah si menteri emang lebih suka mimpi basah ketimbang nonton republik mimpi! =))

*merasa terhina mendengar ucapannya pak menteri yang mengatakan bahwa rakyat indonesia belum punya edukasi yang bagus untuk nerima tontonan macem itu! yang ga berpendidikan tu dia bukan rakyat indonesia!! *marah berapi2

Anonim mengatakan...

tapi kayanya ga jadi berhenti ya? aku dah nonton lagi minggu malam

lha kalo takut kritik berarti ada yg salah dong....

mendingan tayangan sinetron ga mutu aja yg diberhentiin, bikin mual hueks...

Anonim mengatakan...

Hmm!?
Bapak menteri satu ini jago sekali mengkomunikasikan dan menginformasikan niatannya me-"monopoli" informasi yang boleh diterima masyarakat ...
(untung niatan mulianya untuk kerjasama ama MicroSucks ga jadi)

ester mengatakan...

kita (masyarakat indonesia) yang belum punya edukasi yang bagus, apa dia yang takut kita ter-edukasi kali yaaa dari tayangan2 kritis kek republik mimpi itu?

lha trus kita mau dibodoh2i sampe kapan dong, disuguhi gosip dan sinetron melulu....