Jumat, 14 April 2006

si kembar yang...bener2 deh!

"jangan urusi orang lain"
"tolak polisi moral"
Dua kalimat barusan bukan dari gw, tapi dari pamflet kelompok demonstran di Malaysia yang gw kutip di detik.com. Demonstrasi ini menuntut kebebasan berpelukan dan berciuman di muka umum. Unjuk rasa yang dilakukan oleh warga etnis Tionghoa ini dilakukan menyusul pemberian hukuman oleh pengadilan setempat kepada sepasang kekasih yang dianggap bernafsu berpelukan dan berciuman di muka umum.

Konon, jumlah peserta unjuk rasa memang tidak terlalu besar, tapi mereka tetep semangat. Peserta aksi unjuk rasa menyatakan khawatir nilai-nilai konservatif Muslim dipaksakan kepada 45 persen warga Malaysia non Muslim. Bahkan, mereka mengkhawatirkan berpegangan tangan pun akan dilarang.

Hakim Agung bilang, mungkin ciuman adalah hal yang biasa di Inggris. Walikota Kuala Lumpur bilang, akan ngasih jaminan bagi wisatawan asing, paling dinasehatin. Walikota juga bilang, masih boleh gandengan tangan. Yang tidak boleh adalah berciuman terlalu bersemangat di tempat-tempat umum. Hehehe...hati-hati, harus diamatin bener2, kalo ciumannya 'lemes' aja, ga semangat, ga ditangkep kali.

Di negeri sodaranya, kembarannya, yang juga tetangganya, Indonesia --yang karena gw lahir, besar dan mungkin mati di sini maka gw sebut ini negeri gw-- unjuk rasanya lain lagi. Mereka sibuk mendukung RUU APP segera disahkan. Mereka menolak majalah Playboy. FPI malah merusak kantor Playboy lalu melemparkan kesalahan itu pada LPI (hehehe...beda satu hurup doang).

Polisi yang sejatinya adalah pamong, abdi negara, yang bertindak atas nama hukum negara, keknya minder berhadapan ma FPI. Padahal saat kantor Playboy dirusak, dua polisi juga terluka (maaf pak Sutanto, gw ga ngomporin). Karena rasa minder ke FPI di pusat, akhirnya jajaran Polda, Polres di daerah2 gencar merazia Playboy, minta agen ga jualan Playboy (padahal emang udah abis)

Ah...ternyata fungsi dan peran orang dan kelompok di negeri ini bisa terbolak balik sesuai kebutuhan dan kepentingan. Oya, kalo di Malaysia, ga boleh ciuman terlalu bersemangat di depan umum, maka di Tangerang, sebuah daerah di negeri kembaran Malaysia, dilarang ciuman lebih dari lima menit di depan umum. (Aslinya sih, gw juga sangat 'ga banget' kalo liat orang ciuman di depan umum...tapi untuk saat ini, keknya ikut kata pamflet tadi deh...)

Hehehe, sama aja kok, maklum kembar identik, tapi yang kembar keanehannya. Seberapa besar sih perhatian dua negara ini terhadap nasib kaum buruh, TKI, TKW, perempuan dan anak2 yg tertindas, miskin dan ga sekolah, penderita busung lapar, perdagangan perempuan? Dan mereka menyimpulkan bahwa semua itu terjadi akibat terlalu banyak nonton film porno, liat gambar cabul dan wanita seksi? Duh, si kembar ini...bener2 deh!

10 komentar:

dewgf mengatakan...

demo untuk hal yang gag penting banget.
manalah mungkin moral bisa diatur oleh orang-orang yang belum tentu moralna bagus juga.

dyn307 mengatakan...

hihihi klo kita nunggu ada org yg moralnya bagus bwt ngatur org2 bermoral tidak bagus kaya kita2 ini.. nunggu sampe kapan ya kira2..?
apa ada org yg dg pedenya bilang.." ini lho saya org bermoral baik!jadikan saya pemimpin dan ikuti saya", hehe (padahal mnurut gw org yg baik itu salah satu cirinya adalah tidak menyebut2 kalo dia baik)

tapi well.. mengomentari tulisannya mba yati...

klo mnurut gw sih(ini cuma mnurut gw lho) asap itu timbul karna ada api.
knapa banyak kejahatan cabul terjadi? ya pastinya ada sebabnya. "karna moral cowonya yg rusak?" lha kok bisa2nya kita nuduh moral org yg rusak tanpa kita berkaca pada diri sendiri(red:perempuan)dulu. apa sih yg salah pd kita? knapa kok cowo2 pd melecehkan wanita?
ya..memang kesalahan tidak bisa sepenuhnya ditimpakan pada wanita. tapi tidak jg semuanya gara2 moral lelaki.
ya..sama2 introspeksi diri lah.klo sama2 bisa saling introspeksi, smuanya jg terselesaikan.ga perlu lagi sgala macam UU.
tapi dunia kan ga terjadi seperti yg kita mau. ada yg bisa introspeksi, ada yg ga mau,malah nganggap dirinya benar,selalu dan selamanya. nah disini lah perlu UU

trus soal pemerintah yg perhatiannya lbh pada RUU APP smentara yg lain yg lbh urgensi malah diabaikan...
well...
trus terang, mengharapkan pemerintahan yg baik,saat kita2 rakyatnya masih begini2 aja,kayanya ga mungkin deh.mo pemilu 3 kali lagi scr jujur jg gw masih pesimis sm pemerintahan yg baik:))
karna porsi pemerintahan yg baik itu blom porsi kita disaat skrg.
skrg mikirnya ciptain aja keadaan kondusif. kasi kepercayaan ma pemerintah.jelek2nya pemerintahan kita kan cuma itu yg jd leader kita skrg.
"sok tau neh lu! ga liat apa tuh pemerintah bobrok bgt!..enak aja ngikut2,ngasi2 keprcayaan ma pemerintah! klo kita dianiaya terus2an trus dibawa jatuh ke jurang neraka mao? apa diam aja ?!"
pasti ada yg mikir gtu..
tapi..
let's think deh.. kita diskusi2 kaya gini tujuannya apa sih? mo jd oposisi negatif yg trus mencerca satu pihak(pemerintah)? ga kan.
smuanya pasti pengen indonesia maju. ga ngutang2 lagi. ga ada busung2 lapar lagi. ga ada TKI yg pergi cuma nyerahin nyawa ke majikannya. smuanya jg ga pengen harga2 barang naik sementara upah malah bergerak dg grafik berbanding terbalik. ga ada yg mau dikejar2 trus hilang tanpa rimba.
trus solusinya?
jadilah warga yg dewasa. beri kepercayaan pada pemerintah. take a time.
negara yg besar itu bukan hanya negara yg selalu mengenang jasa2 pahlawannya.tetapi negara yg besar jg negara yg patuh dan tunduk pada pemimpinnya.islam jg ngajarin supaya kita patuh pd pemimpin. taat pada ALLAH,mengikuti ajaran rasul sama taat pd pemimpin (tentu, esensi taat pd ALLAH tdk sama dg esensi taat pd pemimpin).

mo bilang pernyataan diatas udh ga relevan sm keadaan skrg krn pemimpin2 jaman rasul dulu baik2 smentara pemimpin skrg kita buruk?
lha kok kita bisa2nya menganggap itu tidak relevan? memangnya kita lbh tau dr Dzat yg nyiptain kita,dan tau yg apa terbaik buat kita?

(tarik napas...)
commentnya kepanjangan.
maap klo ada yg tidak berkenan.

iebud shop mengatakan...

di tangerang juga katanya dilarang berciuman di depan umum selama 5 menit, hummm jadi kalo di bawah 5 menit boleh gitu yah?...

serius loh iebud baca di koran PR

dhimas.ario mengatakan...

huwahahaha....ciuman kok gak boleh...kalo' ibu nyiumin anaknya karna gemes gimana dong??tetep gak boleh??oya gw baca di koran, katanya FPI tuh Fans Playboy Indonesia ya???

Anonim mengatakan...

kalo ciumnya pake muter2 kepala... wah2.. harusnya di record dulu baru diadili.. lumayan kan buat koleksi.. hehehehe...

dita mengatakan...

kalo mau ciuman di Tangerang mungkin bisa 4 menit, break dua menit, ciuman lagi 4 menit, break lagi 4 menit, dst... sampe lemes... hehehe..
halo mbak Yati...
mungkin blognya mbak Okke http://www.sepatumerah.net dgn postingan Otak Lo kotor patut disimak.
It's All in Your Mind, dear...
Salam kenal ya...

Vendy mengatakan...

huhuhu... banyak tukang tipu :P

Sindbad mengatakan...

Ikutan nanggapin ah..
Kalo menurut gw sendiri sih. Masalah moral itu termasuk hal yang sifatnya stagnan. Dalam artian, moral itu lebih dilekatkan pada ajaran agama, terlepas dari agama apa aja. Mau Islam kek, mau Hindu kek, mau Kristen, dll kan mestinya semuanya sepakat bahwa moral itu sudah diatur di ajaran masing2 dan sifatnya tidak bisa berubah. Misalkan bohong itu dosa (semua ajaran agama mesti mengakuinya), lalu setelah 100 tahun kemudian dengan kemoderenan yang sudah wuaahh..., bohong itu kan tetap dosa dan ga berubah.
Kalo mo nyonto yang model liberal sih kaya Amerika misal, moral itu tergantung pada penilaian masyarakat (baca; relative). Jadi kalo ada tingkah polah yang ga etis menurut pandangan konservatif tapi masyarakat meng ACC nya ya akhirnya dianggap sesuatu yang etis. Jadi kalo jaman Bung Karno dulu ciuman masih tabu, sekarang dah umum, 10-20 tahun lagi tambah "dahsyat" dong? hehe...
Waduh.. panjang sekali ya ternyata..
Kalo ada yang ga sependapat sory deh.. itu cuman pendapat gw! Salam kenal buat semua...

Dini mengatakan...

hahaha... dan gw sebagai ibu seorang anak yang hampir 2 tahun usianya makin merasa ga pede ngebesarin anak gw nanti... sambil masih bertanya-tanya apakah aturan2 yang maksudnya itu menjaga moral rakyatnya akan efektif diterapkan atau justru mengekang hak mereka... tapi gw masih percaya akan komunikasi dalam keluarga dan pentingnya contoh dari orang tua, serta doa... minuman keras dan pub udah ada sejak dulu, tapi gw gak pernah sekalipun nyicip mereka...

Peace ah... :)

Anonim mengatakan...

Excellent, love it!
» »