(iklan banget, mentari aja kaleee...)
Membaca tulisan temen gw tentang kehidupan Ny Sutira, ibu dan nenek dari 11 anak cucu, gimana mungkin gw bisa bersimpati pada pemerintahan SBY-JK? Ibu tua itu, hanya bisa mengandalkan penghasilan anaknya yang bekerja di bengkel. Anak satu-satunya yang bekerja untuk menghidupi mereka sekeluarga yang jumlahnya 11 orang.
Sebelum BBM naik, mereka masih bisa makan dengan lauk tempe, menemani nasi dari beras miskin (raskin) itu. Sekarang, tempe dan tahu hanya cerita lalu. Sekarang, setiap hari mereka hanya menunggui mbok penjual sayur, siapa tau ada yang tersisa dari jualan itu. Meski sudah layu dan nyaris mengering, daun-daun sisa bisa ditebus dengan harga murah daripada sekedar jadi sampah.
Oleh Ny Sutira, daun2 itu direbus lalu dihidangkan untuk keluarganya dengan sambel seadanya, juga dari cabe yang mengering, sisa jualan tukang sayur. Katanya, kini mereka tidak bisa lagi makan tempe karena makan tempe berarti harus membeli minyak lagi. Dan beli minyak berarti, pengeluaran yang sudah diirit seirit-iritnya, pasti akan habis. Padahal dengan rebusan daun-daun yang nyaris mengering itu saja, ikat pinggang mereka telah nyaris membuat pinggang putus.
Oleh SBY, mereka dipaksa menjadi vegetarian. Bukan pemakan sayuran segar, tapi pemakan rebusan herbarium....(kalo ga salah, itu nama tugas sekolahan dulu, mengeringkan daun2 lalu ditempel di buku tugas).
Coba SBY-JK mau sedikiiiiit saja lebih tegas, pasti keluarga Ny Sutira masih bisa menikmati sepotong tempe hari ini. Kalau saja SBY-JK mau menyita semua harta koruptor, menghukum pejabat yang tidak melakukan penghematan alias hidup lebih sederhana, menghukum para penyelundup, pasti Ny Sutira dan keluarga miskin lainnya tidak harus merasakan kesakitan panjang ini.
Pasti uang2 sitaan dari koruptor itu bisa buat biaya sekolah cucu Ny Sutira, bisa buat bayar dokter saat tulang punggung tuanya mulai ngilu, bisa buat beli tempe dan tahu lagi, beli minyak goreng lagi, ga ngantri raskin lagi...! Tapi karena SBY-JK maunya serba cepet, jadinya keluarga Ny Sutira tidak lagi hidup sederhana, tapi apa adanya. Tidak lagi menghemat karena tak ada yang bisa dihemat....!
Membaca tulisan temen gw tentang kehidupan Ny Sutira, ibu dan nenek dari 11 anak cucu, gimana mungkin gw bisa bersimpati pada pemerintahan SBY-JK? Ibu tua itu, hanya bisa mengandalkan penghasilan anaknya yang bekerja di bengkel. Anak satu-satunya yang bekerja untuk menghidupi mereka sekeluarga yang jumlahnya 11 orang.
Sebelum BBM naik, mereka masih bisa makan dengan lauk tempe, menemani nasi dari beras miskin (raskin) itu. Sekarang, tempe dan tahu hanya cerita lalu. Sekarang, setiap hari mereka hanya menunggui mbok penjual sayur, siapa tau ada yang tersisa dari jualan itu. Meski sudah layu dan nyaris mengering, daun-daun sisa bisa ditebus dengan harga murah daripada sekedar jadi sampah.
Oleh Ny Sutira, daun2 itu direbus lalu dihidangkan untuk keluarganya dengan sambel seadanya, juga dari cabe yang mengering, sisa jualan tukang sayur. Katanya, kini mereka tidak bisa lagi makan tempe karena makan tempe berarti harus membeli minyak lagi. Dan beli minyak berarti, pengeluaran yang sudah diirit seirit-iritnya, pasti akan habis. Padahal dengan rebusan daun-daun yang nyaris mengering itu saja, ikat pinggang mereka telah nyaris membuat pinggang putus.
Oleh SBY, mereka dipaksa menjadi vegetarian. Bukan pemakan sayuran segar, tapi pemakan rebusan herbarium....(kalo ga salah, itu nama tugas sekolahan dulu, mengeringkan daun2 lalu ditempel di buku tugas).
Coba SBY-JK mau sedikiiiiit saja lebih tegas, pasti keluarga Ny Sutira masih bisa menikmati sepotong tempe hari ini. Kalau saja SBY-JK mau menyita semua harta koruptor, menghukum pejabat yang tidak melakukan penghematan alias hidup lebih sederhana, menghukum para penyelundup, pasti Ny Sutira dan keluarga miskin lainnya tidak harus merasakan kesakitan panjang ini.
Pasti uang2 sitaan dari koruptor itu bisa buat biaya sekolah cucu Ny Sutira, bisa buat bayar dokter saat tulang punggung tuanya mulai ngilu, bisa buat beli tempe dan tahu lagi, beli minyak goreng lagi, ga ngantri raskin lagi...! Tapi karena SBY-JK maunya serba cepet, jadinya keluarga Ny Sutira tidak lagi hidup sederhana, tapi apa adanya. Tidak lagi menghemat karena tak ada yang bisa dihemat....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar