Kamis, 08 Oktober 2009

Apa yang Anda Takutkan, Tuan?

Dua hari saya uring-uringan baca berita. Pertama karena berita konferensi pers mendadak Mr Presiden ini, dan kedua karena berita korupsi ayat tembakau dalam UU Kesehatan itu.

Pada berita pertama, saya sudah ngomel-ngomel sejak dari awal. Saya ingin bilang pada presiden yang terhormat, penting ga sih ngurusin apa yang diomongkan JK? Bukankah posisi Anda saat ini sudah cukup kuat sehingga satu partai beroposisi bisa dibilang nyaris tak akan ada pengaruhnya pada kekuatan pemerintahan Anda?

Coba berhitung, Anda pemenang pemilihan presiden dengan wakil yang bukan dari partai manapun. Lalu partai Anda juga memenangkan pemilu dan berhasil merebut nyaris separuh kursi parlemen, termasuk dari partai-partai besar mantan pemenang-pemenang sebelumnya. Lalu, nyaris semua partai kini berkoalisi dengan Anda.

Apa lagi yang Anda takutkan?

Maaf, setiap pemilu, saya memang tak pernah menggunakan hak pilih saya. Tapi saya merasa tetap berhak bersuara saat Anda, atau siapapun –orang yang tak saya pilih-- melakukan hal-hal 'cemen' seperti ini.

Bukankah banyak hal lain yang jauh lebih penting, bahkan sangat sangat penting untuk diurusi ketimbang mengomentari perhelatan satu golongan itu saja? Lihat korban gempa itu. Sampai detik ini, masih banyak dari mereka yang tak tersentuh bantuan. Lihat pertikaian cicak dan buaya itu. Masih banyak orang-orang kotor yang ikut memperkeruh air yang sudah keruh itu.

Apa sih yang Anda takutkan dari sebuah (hanya) harapan JK itu?
Seharusnya tak perlu cemas karena di sana ada orang yang loyal pada Anda dan hari ini ia mempersembahkan pagi yang indah buat Anda atas kemenangannya.

Jadi, apa yang harus ditakutkan, Tuan Presiden?

3 komentar:

venus mengatakan...

coba kirim langsung postingan ini sebagai surat pribadi ke RI 1, co :D

MONOKROM mengatakan...

Ini surat terbuka yang hebat he..he..he...double thumbs up!

warm mengatakan...

mungkin karena, kekuasaan yang ada sensitif untuk disenggol ?

ah, banyak kemungkinan,
namanya juga manusia,
presiden juga manusia..