Rabu, 02 Januari 2008

Visit Indonesia 2008 = Jalan2 ke Luar Negeri?

Seperti daerah lain, Kaltim juga sedang bebenah, melakukan persiapan untuk mendukung program Visit Indonesia 2008. Kalau targetnya 25.000 wisatawan tahun ini, mungkin masih dalam kisaran angka yang wajar. Maklum, di sini cukup banyak objek wisata yang bisa dijual (?) Ditambah lagi, tahun ini Kaltim juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON XVII.

Kaltim mengandalkan wisata alam dan budaya. Untuk wisata alam, ada taman laut Derawan di Kabupaten Berau, wisata arung jeram di kecamatan Long Bagun dan Long Pahangai, Kutai Barat, Taman Nasional Kayan Mentarang di Malinau, Hutan Lindung Sungai Wain dan penangkaran buaya di Balikpapan. Sedangkan untuk wisata budaya, Kaltim mengandalkan kawasan pemukiman adat Dayak Kenyah dan Dayak Krayan di Malinau, Dayak Benua di desa budaya Tanjung Isoi, Kutai Barat, dan desa budaya Pampang di Samarinda.

Sayangnya, yang disiapkan adalah paket perjalanan ke luar negeri. Katanya sih untuk promosi wisata ke Thailand, Jepang, Cina dan sebagainya. Daerah Eropa misalnya Jerman dan Italia, juga ke Rusia, untuk melanjutkan promosi yang udah dilakukan tahun lalu.
Saya yakin, biayanya sangat mahal. Karena, saya yakin pula, jumlah rombongannya pasti tidak sedikit. Ada orang dinas pariwisatanya, ada pejabat provinsi, dan biasanya, ada wartawan. Biar pergi- pulangnya ga diributin, yang pasti anggota DPRD juga diajak. Anak-istri-suami juga, biasanya diajak. Ke banyak negara pula! Kalkulasi sendirilah beapa biayanya.

Padahal, menurut berita ini, Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Firminus Kunum mengeluhkan sedikitnya anggaran untuk dinas yang dipimpinnya tahun ini. Hanya Rp 10 miliar. Jumlahnya turun Rp 1 miliar dibanding anggaran tahun lalu. Rp 800 juta diantaranya, dialokasikan untuk promosi wisata. Uang segitu katanya tak cukup untuk mengenalkan objek-objek wisata Kaltim ke dunia luar. Rp 1,6 m untuk pengembangan destinasi, Rp 1,4 m untuk renovasi tempat wisata dan usaha jasa. Sisanya, tak taulah, mungkin udah termasuk gaji PNS.

Herannya, meski mengeluh dananya minim, mereka justru hanya menyiapkan kunjungan ke luar negeri untuk promosi. Bukan mempercantik dan membangun infrastruktur tempat wisata agar mudah diakses wisatawan. Dan, seberapa efektif sih promosi yang akan mereka lakukan itu?

Saya kok merasa, kalo misalnya mereka konsen membenahi objek wisata, lalu mengundang orang dalam negeri, bahkan 'cuma' masyarakat sekitar untuk datang ke sana, lalu sepulangnya orang2 itu akan bercerita ke orang lain, menulisnya di koran atau blog (?) tentang keunikan objek yang dikunjunginya, keramahtamahan masyarakatnya, kebersihannya, petugas jaga yang tidak sembarang mengutip uang masuk, akan lebih efektif. Ketimbang berombongan ke luar negeri, hanya bertemu segelintir orang (pejabat), blablabla...? Atau promosi di website? Bukankah dananya Rp 17 miliar? Dengan dana segitu, seharusnya semua yang orang butuhkan tentang wisata di Indonesia, udah ada di sana.

Ini cuma pendapat pribadi. Mungkin keliru karena berangkat dari perspektif berbeda. Sebab saya tak tau kalo misalnya Visit Indonesia 2008 itu artinya memang kunjungan orang2 Indonesia ke luar negeri. Mungkin memang seharusnya diganti dengan Invite Indonesia 2008. Eh, kalo invite pun diartikan undangan ke luar negeri, ya maap, kesalahan bukan pada kamus.

8 komentar:

Anonim mengatakan...

selalu saja ada agenda beginian yak..

Anonim mengatakan...

kali supaya gak dicap katrok... masak orang kerja di pariwisata gak pernah keluar negeri :(

Anonim mengatakan...

itu bahasa inggrisnya dulu dapet berapa ya? Visit indonesia malah jalan jalan ke luar negeri

amethys mengatakan...

hehehehe....kan dalihnya "promosi Indonesia di luar negri dalam rangka visit Indonesian year" getuuuu.....makanya harus ngajakin semuanya..anak menantu dan cucu2..

itu hutan2 nya masih ada to? blom digunduli?

Anonim mengatakan...

Herannya, meski mengeluh dananya minim, mereka justru hanya menyiapkan kunjungan ke luar negeri untuk promosi. Bukan mempercantik dan membangun infrastruktur tempat wisata agar mudah diakses wisatawan. Dan, seberapa efektif sih promosi yang akan mereka lakukan itu?
----------------

Setuju........ :)

gubuk cah bodoh cla_x mengatakan...

salam kenal kk. temen dokter tito yg sok tahu.

Putirenobaiak mengatakan...

promosi dg jalan2? ya ampyuun pinternya, pinter nyari celah buat make uang negara kali. promosi kan nggak mesti ke LN,bisa lewat website, membangun jaringan lewat internet, media, ikut int'l travel fair...dsb, itu yg dilakukan oleh masy lokal yg disupport organisasiku, emang sih mrk gak mengharap2 bantuan dept pariwisata yg ngomong doang

Anonim mengatakan...

Yth. Mbak Yati, mbakyati ini komentar mungkin ga nyambung tentang vist indonesia, tapi ini masalah penyakit yang anda derita waktu lampau,saya mempunyai kakak perempuan. dia juga mempunyai penyakit yang sama seperti mbak yati dulu. yang ingin saya tanyakan, apakah obat untuk kista dan tumor ? kakak saya udah para 10 cm besarnya, dia adalah kakak kesayangn saya. yang saya baca pada cerita anda tentang minum kunyit putih udah saya anjurkan kepada kakak saya, dan anda kan bilang dikasih obat sama dokter, tapi mbak yati ga ngasih tau mereknya apa? jadi tolong kasih tau ya ?, trus harus makan sayur dan buah ya? buahnya tu buah apa aja yang diperbolehkan. dan tentang pepaya itu apakah pepaya yang sudah masak atau yang setengah matang? balas ya mbak, saya sangat berharap sekali kepada mbak yati tentang informasinya, kakak saya belum menikah, udah setahun lebih dia tersiksa, dia takut kalo dioperasi. berbagai cara pengobatan alternatif dilakukan, tapi hasilnya sama saja. jadi tolong balas secepatnya ya mbak yati, di email saya saja, demaz_cruise@yahoo.co.id terimakasih