Jumat, 06 Juli 2007

Tangisan dan belatung itu basi, Jenderal!

Tak sengaja saya ikut menyemangati para korban lumpur lapindo saat berita tipi menayangkan adegan tim 16 dikejar2 korban lumpur. Para korban kesel dengan mereka yang dipercayai membantu memperjuangkan nasibnya mendapatkan ganti kerugian tanah dan bangunan mereka yang tertimbun lumpur, tapi yang mereka dapatkan malah pengkhinatan. Para anggota tim yang diharapkan bisa menjadi kawan, malah menjadi monster dan kanibal pemakan saudaranya sendiri. Ya, mereka melakukan pungli terhadap korban lumpur dengan memotong uang ganti rugi korban.

Hobi kok mukulin orang yang sudah jatuh tersungkur dan berdarah2. Ga puas kalo ga menambah panjang derita mereka yang telah kehilangan harta benda dan mimpi2. Kalo emang tim itu butuh upah, kenapa ga minta aja gaji sama pemerintah atau ke penyebab lumpur itu, Lapindo. Atau, minta disejahterakan sama Menkokesra. Bukankah itu memang tugasnya? Atau bilang sama presiden, berhentilah menangis! Sebab mereka tak butuh air mata. Mereka butuh rumah untuk ditinggali, pabrik tempat mencari nafkah dan sekolah untuk anak2 mereka. Bilang, tangisan itu basi jenderal!

Tak jauh berbeda nasibnya dengan korban gempa Jogja. Setelah begitu lama tinggal di tenda2 pengungsian, kini mereka segera mendapatkan bantuan membangun kembali rumah mereka. Jumlahnya, Rp 15 juta per KK. Tapi, harus dipotong Rp 1,8 juta lagi, untuh keperluan-berbagai-macam-entah-apa oleh pejabat-atau-yang-menganggap-dirinya-pejabat, demi apa-entahlah! Warga yang melaporkan kasus itu diancam akan diusir dari dusun tersebut jika tak mencabut laporannya.

Liat, kalo ga disunat, pasti duitnya sengaja dilama2in baru cair, dengan segala macem alesan. Tega ya, mereka? Saya membayangkan sebuah sinetron, ribuan belatung keluar tak henti2 dari mulut, hidung, telinga para penyunat dan koruptor! Tapi rasanya ancaman tayangan sinetron macem itu udah basi. Enaknya diapain ya koruptor2 itu?

5 komentar:

Anonim mengatakan...

enaknya dibikinin blog aja, biar nanti banyak komentar ngaco :D

Anonim mengatakan...

masih kayak yg kemaren. masukin karung, gebukin sampe sekarat, lempar dari atas jembatan!

Anonim mengatakan...

saya emosi. emosi...!!!
capek jeng nanggapin hal yang satu ini. trus mau dibagaimanakan lagi. lha yang diatas juga sudah tuna netra ama tuna rungu.

Anonim mengatakan...

Santet!!!, ternyata masih bermanfaat juga,

kita isi perut-perut buncit mereka dengan tivi, kulkas atau bahkan mobil mercy keluaran terbaru, jangan cuman paku atau jarum biar nggak nanggung

Anonim mengatakan...

Kirim yang korup ke Libya, biar mereka belajar untuk jujur ke Muamar Khadaffi ....