Jumat, 16 Maret 2007

Tempatmu Memang di Bui

Ditengah serangan pms yang menyebalkan, saya cukup gembira malem ini. Syaukani akhirnya dijemput paksa oleh penyidik KPK sekitar pukul 19.00 tadi. Bayangin aja, sejak ditetapkan jadi tersangka 18 Desember lalu, dia tiba2 sakit, operasi terjepit saraf tulang belakang. Huh, akhirnya orang paling berkuasa di kabupaten terkaya Kutai Kertanegara itu diperlakukan seperti Abdullah Puteh

Sukurin. Pake boong sih. Bayangin, udah tiga bulan dia dirawat di RS Gading Pluit. Udah menghabiskan sekitar Rp 176 juta duit negara buat biaya kamarnya doang. Kok selama itu ga sembuh2. Taunya, tadi dia dijemput dari rumahnya di Jl Cimahi, Menteng. Hmmm...sepertinya selama ini dia nipu orang2. Katanya ga boleh dijenguk biar ga terganggu, taunya dia ada di rumahnya, bukan di RS. Kurang ajar kan?

Dia dijadiin tersangka kasus pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara Loa Kulu, Kaltim dan diduga telah merugikan negara Rp 15,36 miliar. Ini sih ga seberapa nilainya. Penyelewengan lain lebih banyak. Dari soal APBD, pungutan ke perusahaan tambang, penyalahgunaan dana bantuan sosial, banyak dah pokoknya. Daerah Kutai Kertanegara ini memang termasuk daerah terkaya di Indonesia. Tambang minyak, gas, batu bara, emas, dan lain-lain. Blum lagi kayunya (udah habis :p).

Tapi jangan salah. Daerah ini juga terbanyak penduduk miskinnya, terbanyak sekolah rusaknya, terbanyak anak putus sekolahnya, terparah jalan rayanya. Jalan yang terlihat mulus cuma yang dilewatin pejabat, pake beton, bukan aspal. Yang tersohor cuma jembatan Golden Gate-nya, jago niru soalnya. Padahal ribuan arsitek negeri ini bisa bikin yang lebih bagus daripada sekedar niru2 bangunan di luar negeri yang cuma jadi produk mercusuar dengan mark up gede2an.

Gw ceritain beberapa ketololan pejabat satu ini. Dulu, awal2 era otonomi daerah. Dia kampanye kemana2. "Pokoknya nanti Kukar saya bikin lebih baik. Saya akan mengundang investor ke daerah ini untuk melakukan pembangunan yang dibiayai APBD". Lha..., investor dimana2 bawa duit sendiri buat investasi, ini malah mo dibiayain duit APBD.

Ada lagi cerita lain. Ketika seluruh bupati/walikota se Indonesia rame2 melarang tayangan smack down karena menelan banyak korban, dengan bangganya bapak berkumis ini koar2 di koran. "Saya dengan bangga mempersembahkan acara smack down dengan mendatangkan atlet langsung dari Jepang". Dan digelarlah acara itu di kerajaannya sana.

Soal buang2 duit, dia jagonya. Konon, di kabupaten yang dipimpinnya itu, lebih banyak jumlah wartawan daripada jumlah penduduk asli. Tiap pagi, bendaharawan bagi2 duit buat wartawan2 ga jelas ini (semoga mereka ga baca, bisa mati dicincang gw). Lalu, saat pekan olahraga tingkat provinsi kemaren digelar, atlet2 nasional didatangkan untuk masuk dalam tim kabupaten ini. Termasuk atlet berkuda, Larasati.

Tentu saja dengan bayaran yang gila-gilaan. Demi prestise. Sementara anak2 disana cuma bisa menonton duit mereka terus mengalir keluar. Yah, pantes aja kalo warga buta hurupnya paling banyak. Angka kemiskinan paling ngetop. Sekolah rusak terbanyak. Dan, anak2 kekurangan rendah gizi, nyaris busung lapar, juga banyak di sana! Dan...hei, desa mantan tapol yang terkebelakang itu, juga ada di sana!


Semogaaaa KPK tidak silau dengan duit. Terlalu banyak yang harus dibereskan di sini. Untunglah Gubernurnya udah ditahan duluan dan kini dedengkot yang lain, Syaukani juga ditahan!

5 komentar:

Anonim mengatakan...

gitu baca berita itu, gw langsung mampir ke mari, dan duarrr!!! tebakan gw bener.

turut bersuka cita... tidak saja karena seorang koruptor kuat akhirnya ditahan, tetapi lebih karena pada akhirnya ada juga sesuatu yang bisa membuatmu seneng. :p

geka mengatakan...

Koruptor juga manusia :)

Anonim mengatakan...

si syaukani ini, yang anaknya bikin bokep itu bukan?

Anonim mengatakan...

# ma kasih masih mampir, medanos yang misterius :p

# bener, justru karena manusia, dia jadi koruptor. kalo sapi, paling merumput di lahan bandara

# hahaha...mbak v inget aja deh kalo bokep. Iya, Anda benar. tadinya gw tulis juga sih, trus gw hapus, soalnya ga bersangkutan. Walopun sebenernya, anaknya itu juga terlibat dalam kasus lahan bandara. :)

Anonim mengatakan...

Tapi katanya di Kutai sana sekolah gratis, bener ga? Atau berita itu gara² wartawan amplop aja?