Jumat, 16 Maret 2007

Sakit Jiwa

Berita 'menyenangkan' gw temuin semalem di salah satu file. Konon, setelah bertahun-tahun lamanya negeri ini menduduki peringkat pertama sebagai negara terkorup, posisinya kini membaik. Kursi Indonesia digantiin ma Filipina. Tahun lalu, di 13 negara Asia, negeri ini rangking satu terkorup dengan nilai 8,16. Tahun ini turun menjadi rangking kedua terkorup dengan nilai 8,03. Sementara Filipina tahun lalu nilainya 7,80, sekarang naek menjadi 9,40.

Indonesia masih di angka 8 juga sih sebenernya, beda belakang koma doang dari taon lalu. Tapi ada perbaikan 0,13 poin. Dan kehidupan di luar angka statistik itu, rasanya masih sama. Bahkan semakin gila. Semakin banyak orang yang mencari jalan pintas untuk memperkaya diri sendiri dengan cara apapun. Dengan cara kekerasan atau dengan memanfaatkan jabatannya.

Sementara tak jauh dari kediaman para pejabat itu, beberapa hari lalu, ribuan orang antre biar bisa dapet pembagian singkong mentah, gratis! Singkong mentahhhh...direbutin ribuan orang. Iya sih, isinya sepaket itu ada macem2, misalnya beras, gula stengah kilo, sama singkong mentah. Buat orang di piramida bagian atas, paket sembako singkong mentah itu ga ada artinya. Tapi orang2 bagian bawah piramida, yang celakanya justru jumlahnya paling banyak, sangat...sangat membutuhkan bungkusan itu.

Ga pernah terbayang di pikiran berapa truk uang Tommy di luar negeri sana bila dirupiahkan atau berapa ratus miliar uang Tommy yang konon 'dibawa' sama Tata. Yang mereka pengen tau, bagaimana dapet makan hari ini. Mereka ga peduli berapa banyak peluru yang tersisa di gudang senjata. Yang mereka pikirkan, masih adakah yang bisa dimakan hari ini. Soalnya kalo mikirin semua itu, apa ga stress?

Padahal mereka ga punya duit buat beli senjata api buat membunuh orang2 yang ga mereka senangi. Atau membunuh orang2 yang merampas hak2 mereka. Beda dengan orang2 di atas sana. Selalu punya alasan untuk membunuh. Khawatir dipenjara karena kasus korupsinya akan diusut, tinggal dorr! Ga polisi ga orang sipil, maen dorr aja. Yang menyedihkan, karena himpitan ekonomi, ibu2 malah nekat bunuh diri, ngajak anak2nya pula. Apa ga pengen menjerit melihat peristiwa itu?

Apa ga sakit jiwa lama-lama? Masalah lain dibiarkan berlarut2. Lihat saja lumpur Lapindo yang melahirkan elegi bagi warga di sana. Punya kuping ga sih pemerintah plus Bakrie? Sakit jiwa semuanya! (iya, gw juga. soalnya isi blognya ga nyambung dan makin ga fokus!)

6 komentar:

Anonim mengatakan...

nyante, co..
tarik napas dalam2, dan jangan nyepam di blog gw biar gak dibilang sakit jiwa beneran ya :P

Anonim mengatakan...

iya, sakit jiwa karena bumi sendiri sedang sakit karena dihuni orang-orang sakit...lho kan jadi muter-muter sendiri :D

me mengatakan...

sempat takjub juga waktu liad koran dengan headline INDONESIA BUKAN LAGI NEGARA TERKORUP DI INDONESIA ngarepnya udah nda di posisi 5 besar, ternyata eh ternyata teteupp aja..

bikin miris, ama iritasi hati klo liad semua kejadian belakangan ini..

entah saya yang kurang sabar dengan proses, ato memang semuanya berjalan terlalu lambat dan malah melebar kemana-mana.. ikz..

me mengatakan...

aduh, saltik.. INDONSESIA BUKAN LAGI NEGARA TERKORUP DI ASIA itu deunk headline nya.. hehehehe.. terlalu bersemangad sayahnya *wink* :D

Uchie mengatakan...

semangat banget nih nulis tentang syaukani..hmm....manteb..semoga semangat menegakkan keadilan tidak dalam hal yanmg besar2 saja..yang sederhana2 lah dulu..

Anonim mengatakan...

wong sugih ki pancen kadang2 sak penak wudhel e dewe...
nek wong cilik kui mung aset pas arep pemilu...nek wis berkuasa, lupa, lali..soale akeh duwit sing kudu ditilep..