Jumat, 12 Mei 2006

Sewindu Sudah Lamanya Waktu

Yup, judulnya mengutip lagu Iwan Fals. Hari ini, sewindu sudah reformasi bergulir. Penuntasan KKN berjalan pelan seperti siput. Kasus HAM, apalagi! Trisakti, Semanggi, April Makassar Berdarah (Amarah) dan banyak lagi, belum diusut. Keburu para hakim dan jaksa plus aparat lain udah terima suap.

Tapi keknya lebih enak nanganin kasus korupsi ketimbang kasus HAM. Kasus korupsi masih mungkin nerima suap dari yang korup, simpenannya masih banyak. Sementara kasus HAM korbannya cuma masyarakat kebanyakan, cuma masyarakat yang mereka sebut primitif (padahal mereka juga ga kalah primitif), cuma orang pinggiran, cuma manusia kulit hitam, cuma manusia berambut keriting, cuma mahasiswa, dari keluarga miskin pula, ga layak dibela.

Apalagi kasus2 lama dari taon 65 sampe 97, basssiiii... tulang2 mayat mereka juga udah ga bisa ditemuin. Pewarisnya ga bisa ngasih uang suap, lha wong selama 32 taon mereka ga dibiarin hidup di negeri ini secara layak seperti manusia lain. Bahkan keluarga mereka pun enggan mengakui, sebagian terbuang ke negeri lain.

Hari ini, sewindu reformasi. Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB. Weks... kedengeran hebat dan membanggakan. Tapi para pelanggar HAM dibebasin. Para pelaku korupsi dibebasin.

Padahal katanya korupsi juga termasuk pelanggaran HAM. Pelakunya ngembat duit orang banyak buat kepentingannya sendiri dan membiarkan orang lain kelaparan, apa itu bukan pelanggaran HAM? Memakan hasil perasan keringat para buruh, setau gw juga haram!

Tadi pagi sang presiden yang dipilih secara langsung itu (info ga penting: GW GA PERNAH IKUT PEMILU) mengumumkan, pemerintah (kalo ga boleh dibilang DIRINYA SENDIRI) akan mengendapkan kasus Soeharto. Halah...ga ada pengumuman gini juga semua udah tau.

Agar bungkusan lebih rapi, diungkapkan alasan, jika kasus ini diteruskan atau direhabilitasi, maka akan terjadi gejolak dari yang pro dan kontra. Kalo ada rehabilitasi, maka Soekarno pun harus mendapatkan hak yang sama. Karena kekuatan pendukung Soeharto dan Soekarno fifty fifty, dikhawatirkan gejolak itu akan muncul dari sana.
Tapi, kasus apa sih di Indonesia yang ga di-peti-es-kan???

10 komentar:

Anonim mengatakan...

hueeee .. gue juga nggak pernah ikut pemilu ....gw mo milih kalo capresnya elo .. heuahea . blogaward aja gw dah dukung elo .. hihihihi

Hedi mengatakan...

Tapi, kasus apa sih di Indonesia yang ga di-peti-es-kan??? : yg ga ada duitnya, yat.

gw baru tahu lu kecelakaan nih...semoga cepet sembuh :D

Gagah Putera Arifianto mengatakan...

wah2....gw juga tadi pagi sempet emosi waktu nonton pidatonya SBY. Makanya di blog gw tulisnya dikit, soalnya emosi gw naik kalo mikirin Soeharto. Padahal gw baru 16 tahun...hehehe

Anonim mengatakan...

Cuma bisa ikut prihatin. Kenapa ya sesuatu yang krusial di negeri ini bisa gampang terlupakan? Kenapa mbak?

Anonim mengatakan...

sama...bahkan buat prihatin pun saya bingung..yang kudu diprihatinkan orang-orang tersebut, negara tercinta ini atau diri sendiri..

josephina mengatakan...

sama... prihatin juga ney.
sebenernya apa yg dibilang amin rais bener juga c.. at least kalo pun suharto ndak diadilin.. mending hartanya n harta anak2nya tu dibagi rata.. huehehe...
gag mungkin yak? :(

Anonim mengatakan...

mbah harto bakalan bebas...

Gie pernah berkata "POLITIK TAI KUCING"

abhirhay mengatakan...

mungkin gak segala harta benda hasil nyikat dikembalikan berikut "anak-cucu pinak"-nya? soal dihukum, dibebasin, diendapin... itu soal lain... sebab soal riil adalah tentang kebutuhan gizi, kesehatan, sekolah, dll... orang marjinal...

Anonim mengatakan...

repot, kalo sejarah republik ini di isi sama tukang es... mending tukang somay, ngkali, yee....

btw, kekuatan ORBA memang dasyhat ck...ck...

Awan Diga Aristo mengatakan...

jadi kapan kita bakar2 nih? :p