Dimana-mana polisi berjaga
Siap menggebuk pengunjuk rasa
Besok, saat semua orang terlelap,
setelah kelelahan panjang antri BBM di SPBU,
setelah sibuk berebut setetes minyak tanah,
setelah kejengkelan memuncak karena listrik sebentar-sebentar padam,
setelah keringat tergerus habis menggali mata air yang tak kunjung mengalir dan tergantikan debu,
setelah mata perih dirasuki kabut asap dari hutan-hutan yang terbakar,
setelah kepanikan melanda karena tetangga mati kena flu burung,
setelah raungan si kecil mereda karena susu tak terbeli, harga gula pun naik
setelah semua bencana, rebutan kursi,
segala kebrengsekan ini tak juga berlalu
dengan kelicikan yang sama, malam nanti
pukul 00.00 tepat 1 Oktober (mengingatkan peristiwa September 65)
SBY kembali berulah
menaikkan harga BBM
Selalu dengan alasan yang sama
mengacu pada harga pasaran dunia
membandingkan dengan harga minyak di negara lain
untuk sebuah pembenaran
soal harga disamaratakan, tapi upah buruh dibuat timpang
Kenaikan harga yang Maret kemaren, ada Ambalat jadi tameng
Hari ini mungkin pake isu flu burung
tapi kata Menkes yang cantik itu, jumlah korban di Indonesia belum ada apa-apanya dibanding negara tetangga
Nyawa sedemikian tidak berartinya bagi mereka
apalagi kalo hanya jeritan orang yang tidak mampu membeli sebungkus nasi
atau jeritan anak-anak yang berunjuk rasa kena popor senapan
tidak akan ada artinya...karena setiap 30 jam sekali, tangan2 kotor SBY bisa menangkapi mereka,
membungkam mereka, menjebloskannya ke penjara, bahkan me-munir-kan mereka.
Apa sih yang sulit untuk seorang presiden yang militeristis?
Paling dijawab, I don't care about my popularity....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar