Minggu, 03 April 2005

Pukulan Itu...!

Jumat, 1 April 2004

Kantor Polisi...., aku ga pernah suka berada di tempat ini. Ada bau mayat, bau penyiksaan, bau penipuan, bau militer. Sejak tinggal di daerah ini tahun 2003 lalu, ini kunjungan keduaku. Pertama di bulan Januari 2003, saat menjengkuk teman-teman yang ditahan setelah aksi. Lalu hari ini, menemani seorang teman untuk melaporkan kasus pemukulan dirinya.

Kejadiannya begitu cepat, saat kami berada di rumah pejabat nomor satu kota ini. Yang melakukan pemukulan adalah pegawai salah satu instansi yang ga terima foto di koran tentang ketidakbecusan kerja mereka. Lalu temanku dipukul pelipis kanannya. Kalau tidak keburu lari menghindar, mungkin saat ini temanku tidak berada di kantor polisi tapi di rumah sakit atau di pemakaman.

Tidak ada yang aneh buatku dengan pemukulan itu, bahkan yang lebih kejam sering kulihat dan pernah kualami zaman kuliah dulu. Tapi nekadnya para pelaku pemukulan mendatangi temanku di rumah orang nomor satu kota ini, saat para pejabat berkumpul di sana, hanya untuk memukul, membuatku mengambil satu kesimpulan.

Emosi dari atasan yang mengutus sang pemukul tentu sedang berada di ubun-ubun dan temanku kena apesnya. Sebulan belakangan ini kondisinya memang tidak sehat, dikejar-kejar pemeriksaan jaksa tentang kasus korupsi. Sedianya yang bermasalah adalah orang nomor satu di kota ini, tapi beban ditimpakan padanya. Apalagi sang nomor satu ini masih ingin terus duduk di singgasananya dan saat ini tengah menyusun startegi memenangkan pemilihan kepala daerah.

Ada mutualisme simbiosis antara keduanya. Tapi mereka juga saling memeras. Bos pemukul memegang penuh kekuasaan atas 10 ribu pekerjanya yang pasti bersedia melakukan apapun untuknya. Namun kini ia dijadikan korban oleh sang nomor satu, bebannya tentu berat. Lalu ditambah komentar sang orang nomor satu di koran tentang ketidakbecusannya, emosi pasti melambung ke ubun-ubun. Pelampiasannya, ya temanku itu.

Aku solider pada bagian pemukulannya, tapi tidak pada berita koran yang jadi pemicu pemukulannya. Karena di sana ada ketidakseimbangan, yang disebut orang-orang pers sebagai cover both side (semoga tidak salah tulis). Kekerasan dan premanisme harus dilawan, tapi jangan pernah lupa untuk bercermin sebelum melawan!

Tidak ada komentar: