Entah dirasuki apa, saat berada di penjara, orang2 yang semula bermata hijau melihat tumpukan uang yang bukan hak miliknya, tiba2 berubah menjadi orang yang terlihat begitu rendah hati, puitis dan seolah telah bertobat dan siap masuk surga.
Ok, kesinisan gw berlebihan. Mungkin mereka memang telah dapat hidayah atau semacamnya. tapi gw risih dengan (katanya) puisi2 yang mereka ciptakan itu. Yang gimana sih yang masuk kategori puisi? Ndorokakung memberi jawaban samar. "Puisi tak seluruhnya jelas, tak ada yang tersusun dalam kisah seperti Romeo dan Juliet, misalnya"
Bagaimana pendapat sastrawan? Beberapa coretan gw yang gw anggap mirip puisi, suatu hari dikomentari seorang kawan yang telah mencipta sejuta puisi sebagai: hanya semacam curhat. Lantas bagaimana dengan (entah) puisi coretan Urip Tri Gunawan , penerima 660.000 dolar AS dari Arthalita Suryani terkait kasus BLBI yang heboh itu?
Kelapa Dua, 12 Maret 2008
Kesaksianku
Cermin Diri
Kasih yang sempurna telah kuterima
Dari-Mu,
Tuhan telah menegur dengan kuasa-Nya,
Teguran itu adalah wujud kasih sayang yang sempurna
dari Tuhan Allah,
Agar ku menjadi baik,
Agar ku dapat diselamatkan dan layak memanggilmu
Bapa,.....
Bentuklah hidupku sebagaimana
Engkau mau,
Ku sungguh yakin dan percaya Engkau Allah yang
setia.......
Hamba yang tiada layak di hadapan Tuhan
Urip Tri Gunawan
Atau karya Syaukani Hasan Rais, bupati (non aktif) Kutai Kartanegara yang dipenjara karena kasus mark up lahan bandara Loa Kulu di Kukar.
Meniti Kodrat
Meniti garis kodrat kehidupan
bergelut di antara nilai kebajikan dan keburukan
Ada yang tertawa menabung dosa
dan bangga menebar nista di gerbang neraka.
Namun tidak ada yang menangis menyesali dosa
dan tidak ada lagi kikir berdzikir
melantunkan doa-doa tobat
berharap damainya surga.
Eh eh....Syaukani ini katanya nuls dua puisi. Nah, puisi satunya: Lika-liku Kehidupan katanya laku Rp 50 juta dalam Pameran Seni NaraARTpidana para tahanan KPK di Hotel Nikko Jakarta, Februari lalu. Huehehehe...yang beli, pengusaha batubara dari Kaltim. Banyak bener yak duitnya? Anda juga berminta membeli puisi dari blog ini? huehehehehe...
61 komentar:
Tobat..semudah itukah ??
jadi ingat Haji Tomat..berangkat tobat pulang kumat
lha ngapain gw beli puisi dari elu? kan bisa minta baik2, kalo ga dikasi, ya colong aja. tinggal kopas ini, hahahah....
*mode Indonesia : on*
Ah mbak Yati ini terlalu sarkastis, mereka ini kan orang2 yang telah membuat kemajuan di bidang masing-masing....ngaku aja deh pasti mbak Yati ngerasain kan waktu jaman Nurdin Halidlah kita bisa nonton bola di tipi? Cuma pas jaman Jaksa Urip ajalah ada jaksa jualan berlian harga 6 milyar...cuma karena mereka inilah mbak Yati dapet bonus dari atasan kan? Makanya kita sebagai orang yang beriman harus mau memaafkan, mereka ini pasti ada sumbangsihnya ke negara dan bangsa, daripada sekedar mengkritik saja
*mode Indonesia : off
Besok gw maling ayam, dihukum mati, gw bikin puisi kayak gini :
Saya Maling Ayam
Besok Dihukum Mati
Bego amat yah saya
Kenapa gak saya maling aja
Duit arisan mamah
Yang bisa buat beli
Seribu Ayam?
Toh Saya Ini kan
Cuma Maling Ayam
Gak Punya
Harga Diri
Besok dihukum mati
Halah gw komentar apa sih nih...mabok kyknya gw tengah malem, besok mau UAS T___T
udah lah, puisi puisi aja, ga usah pake (entah)
Apakah harus merasakan dibui dulu baru bisa berpuisi ya?
Posting Komentar