Selasa, 02 Oktober 2007

Malangnya Rasa Sayange

Pernah denger lagu Rasa Sayange ga? Lagu yang biasa kita nyanyikan sambil tepuk2 tangan zaman pramuka-an dulu itu, kini, katanya diklaim Malaysia juga. Haduuuh...abislah semua yang kita punya. Kayu diangkut ke negeri seberang, pulau Sipadan-Ligitan dicaplok, blok Ambalat sumber minyak itu juga terus menerus diusik. Batik, wayang, angklung, ...mungkin sebentar lagi. Perempuan2 TKI? Ga cuma diambil, tapi juga dibantai! Apalagi? Oh iya, kasus Miss Universe, ketika Agni Prathista pake baju Dayak, Malaysia protes, katanya itu busana mereka. Lalu apalagi yang kita punya?

Dulu katanya mereka ramai-ramai menuntut ilmu ke negeri ini. (Malah sampe sekarang, kalo gw liat di Fakultas Kedokteran Unhas, Makassar, haduh...isinya udah Malaysia semua deh, bergerombol dimana-mana dengan baju khas Melayu, baju kurung, rok dan jilbab dengan warna senada) Sekarang mereka lebih maju dari negeri tempatnya menuntut ilmu. Lalu mereka berlaku sewenang2 pada kita, apa2 diambil, apa2 dicaplok! Atau...tunggu...mereka emang pinter, atau kita yang oon dan lemah? Ah, malang banget negeriku!

Lalu soal lagu Rasa Sayange itu, bener ga sih, emang punya kita? Trus skarang tau2 dijadiin lagu soundtrack iklan pariwisata Malaysia, berarti, yang punya sapa? Benarkah Katje Hehanusa yang bikin? Atau NN? (hiks...dulu, gw selalu mikin, NN ini kok ngetop banget ya? Kaya pula! Banyak lagu2 yang penciptanya NN. Banyak juga pemberi sumbangan yang pake inisial NN. Oh, God, ternyata No Name, hihihi...dasar oon!) Kalo kek gini kejadiannya, gimana cara kita protes dan membuktikan kalo lagu itu punya kita?

Kalo kek gini terus, lama2 kita kehabisan identitas! Semua diklaim Malaysia. Lama2, pulau yang sekarang gw tempati, Kalimantan, dikuasai Malaysia juga. Tapi, daripada dikuasai FPI, mending dikuasai Malaysia kali ya? Bisa ikutan makmur :p Kalo ma FPI, sengsara...! Gerah banget gw ma kejadian beberapa hari ini di Samarinda, saat FPI bentrok sama warga yang ujung2nya kok malah sama orang2 Dayak. Duh, kok ya ada manusia2 berpikiran sempit kek FPI itu. Harus tergusur kemana hidup orang2 miskin yang mencari makan saat bulan puasa? Harus tergusur kemana penduduk pribumi itu saat mereka terusir hanya karena keyakinannya beda, padahal tanah dan kayu mereka juga udah dihabisi? Hufhhh..., gimana kalo orang2 FPI pembuat onar itu dikirim ke Malaysia aja? Biarin deh kalo Malaysia mau mengklaim FPI sebagai miliknya! Setuju ga?


*sebagian info dalam postingan ini didapat dari www.detik.com

15 komentar:

Puput mengatakan...

kalau yg sesama nasion aja kayak FPI,mana bisa dibanggain banding ma malaysia mbak?

Anonim mengatakan...

1. FPI seharusnya dibubarin dari kapan2 secara mereka itu....aduh ga tau deskripsi yg paling pas buat mereka :(

2. baca http://ramacreebo.com

dia posting soal ini juga.

Anonim mengatakan...

enaknya apa nyatain perang aja jeung sama malaysia. kita punya banyak pendekar lho. dedy cobuzier, rommy rafael, ki joko bodo, mama lauren, dan masih banyak lagi.

tambah ngawur lagi commentku, lha wong ya saking gemesnya.

Anonim mengatakan...

setuju banget!! ekspor aja FPI ke Malaysia!

Anonim mengatakan...

huek benci bgt aku sm FPI sok suci itu. aku nulis ttg mrk gak kelar2 males aja :))

soal malaysia? kitanya kali yg oon...mau aja digituin

Anonim mengatakan...

yang mesti waspada orang indonesianya. batik, lagu, makanan bisa diakui siapapun, tapi identitas tetap tidak bisa ilang, karena itu yg di praktekkan. akan hilang kalo udah gak di pake lagi...

Anonim mengatakan...

jadi inget malingsia.blogspot.com itu..

Anonim mengatakan...

Hahahah...
Stuju BangeT !!!

---FPI---FPI---

Gimana yah mereka ???
kayaknya mereka Cocok deH jadi RakyaT Malaysia.. yang suKa Jarah Barang orang !!!

mengenai lagu
rasa sayang eee...
mhmh,,,,lagu itu kan ASAL MALUKU,,,,, saya sebagai Njong Ambon (Maluku) juga sangat Gimana Yah ?? Marah ??? benci ?? ato apaLah namanYa...

mhmhm... Jangan2 Ini Salah satu Rencana FPI untuk ........... ????

heheheheh....

Anonim mengatakan...

lho galak-galak begini nggak tau NN?

-Fitri Mohan- mengatakan...

setuju banget tuh FPI dikirim ke malaysia. udah eneg sureneg ngeliat ulahnya.

Unknown mengatakan...

sesama saudara kandung aja udah banyak kejadian yang nusuk dan maling di belakang mata! apalagi ini yang hanya "satu rumpun"???

ichal mengatakan...

pengen damai!!!

kemakah????

Anonim mengatakan...

gimana kalo kita klaim Siti Nurhalizah sebagai wanita Indonesia ?

Iman Brotoseno mengatakan...

ini permasalahan klise,..aparat dan hamba wet takut dengan lembaga atau personifikasi yang membawa nama atas atas dasar agama ( baca : Islam ). Kita perlu ketegasan dan ketertiban, bahwa menjadi polisi fiqih itu perlu adalah kebablasan yang ngawur..Tidak mungkin sebuah organisasi mengatur hitam putihnya kehidupan bangsa yang pluralistik. Jadi rindu jaman orba,..pasti model model seperti itu sudah disikat sama kopkamtib

icHaaWe mengatakan...

haha ya udah ekspor aja tuh FPI ke malaysia...