Jumat, 20 Oktober 2006

Yang terpuruk, yang bahagia

Lebaran....
Adalah cerita pilu bagi mereka di pengungsian
yang di Porong, yang di Aceh, yang di Jogja
tak ada tempat untuk mudik
karena tanah, rumah, kasur mereka
habis tertutup lumpur
opor ayam, ketupat lebaran?
mereka cuma punya ruang sempit di bawah tenda
tak ada perjamuan, tak ada open house

Lebaran....
mungkin cerita bahagia menghinggapi keluarga mereka
Tommy dapet remisi 1 bulan 15 hari
Bahkan minggu ini mungkin udah bebas
Pamannya, Probosutedjo dapet remisi 1 bulan
Abdullah Puteh, dapet remisi 15 hari
keluarga mereka masih mungkin datang menghantar bingkisan ke penjara istimewa
sajian lengkap berlebaran
mereka masih punya tempat pulang
ke rumah yang hangat dengan kasur empuk

Ah, nasib tak bisa ditawar
Bersabarlah saudaraku
dalam keterpurukanmu
semoga ada bahagia kecil
karena kalian tak makan uang korupsi

dan....
oleh2 mudik gw dari kampung, adalah kesedihan. Menyaksikan mereka yang tertimpa musibah banjir bandang hingga hari ini tak terjamah bantuan. Padahal gw bisa mastiin, miliaran duit bantuan dari berbagai pelosok negeri mengalir untuk mereka. Tapi tetesannya tersumbat entah dimana. Bantuan perbaikan sekolah masing2 Rp 4 juta rupiah, menguap entah kemana. Hanya menyisakan secarik kertas bertanda tangan. Lalu penduduk memunguti sisa2 bilah papan yang terbawa banjir. Lalu membangun pondok 3x4 di bekas tanah mereka yang kini gundul. Tak ada lagi yang tersisa. Kemana harus menagih bantuan yang kemarin mengalir deras atas nama solidaritas?


Poso bergolak lagi. Satu kelompok jadi tertuduh lagi. Kami butuh tempat aman. Kami butuh penegakan hukum. Bukan pertemuan para petinggi yang hanya berakhir di depan pintu, lalu pembantaian tetap terjadi!

4 komentar:

Sahrudin mengatakan...

makanya, bergerak doonk, bergerak!!!!

Anonim mengatakan...

iya nih.. ko blom gerak2..??? :p
yah.. gitu deh buk,, di negeri ini khan penguasa sangat berkuasa.. rakyat kecil?? gigit jari ajah sampe abis tu jari!! miris yah? *sedih banget*

-Fitri Mohan- mengatakan...

aku juga berdoa begitu. semoga ada kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang mereka rasakan, karena uang mereka bukan uang korupsi.

apakabar cok? sehat?

Anonim mengatakan...

Adalah lebih sehat lahir batin menaruh harapan pada Tuhan daripada pada pemer... errrr... penguasa...
Dan dalam jalan-Nya, semoga waktu tidak menghalangi untuk menerima ucapan mohon maaf lahir batin :)