Kamis, 10 Maret 2005

Nukilan Diari

Kamis, 10 Maret 2005, pukul 03.16
Hampir empat minggu, insomnia menderaku tanpa ampun, bahkan lebih parah dari sebelum-sebelumnya, membuatku terjaga hingga pukul 03.00 atau 04.00 menjelang pagi. Obat tidur ternyata tak begitu berguna sehingga separuh sisanya kujebloskan lewat kisi jendela hingga air selokan menghanyutkannya. Kata dokter, gw harus mengkonsumsi vitamin, minum susu, refleshing, dll, dsb, masa bodoh.
Tapi penyakit yang sungguh menyiksa ini membuatku punya waktu membuka-buka diari masa SMP, SMA dan saat kuliah. Hmm....ternyata banyak catatan dan puisi yang tersisa dari sana. Inilah sebagian nukilannya.....

BOCAH
* tanpa catatan waktu, mungkin sekitar 1993

Asap knalpot merebak dalam kota
Terik matahari memanggang kulit
Sungai-sungai airnya kuning dan bau
Semua tak peduli

Bocah meraung-raung
Sebagian lagi mengais jejak tapak manusia
Sementara orang dewasa telah mencakar langit
Semua tak peduli

Ditinggal aku menatap mereka
Menelusuri wajah tanpa dosa
Kaki bocah telah pegal
Dan kini aku memilih
Menyusuri satu jalan damai
Karena semua tak peduli

ULTRA VIOLET I
* November Rain 1994

Nama itu berdengung dalam nafasku
Baunya lalu terbawa angin
Sambil tak lupa mencolek hidungku
Menyakitkan!!!

ULTRA VIOLET II
* Akhir November 1994

Bias cahaya senja kemarin masih terasa
Tapi kini matahari kembali merekah
Jangan terlalu yakin sobat
Karena sore nanti pasti akan meredup lagi
Walau esok kan muncul lagi
Dan meredup lagi sore harinya

RESAH
* September 1994

Saat ini meletihkan sekali
Keringat resah dalam genggamanku
Karena sesuatu yang tak pasti
Karena gelisah dalam keraguan
Ujud yang tak jua bersua
Jiwa yang entah kosong entah berisi
Amat dahsyat membelenggu badan
Sampai kini tak kutemukan kunci belenggu itu

Yang ini tahun 1994 juga, tapi ga tau judulnya apa....

Mulanya polos
Lalu kukumpulkan segala tahu
dan kutaburkan di permukaannya
Hingga kini muncul
Dan nanti akan mekar
Baunya akan tercium orang
Kan kupetik
Dan kembali kutaburkan untukmu
Sampai waktu terus menggulirkan segalanya
Dan...hanya Tuhan yang tahu!

11 April 1996

Hiruk pikuk camar beterbangan ke sana ke mari
Entah apa yang terjadi di sana
Mungkin mereka sedang merayakan sesuatu
Atau malah sedang berduka
Aku tak mengerti, karena aku seperti tak merasakan apa-apa
Kala kini, bagai elang ataukah kalong?
Entah....
Yang jelas saat ini suasana ramai dan ceria mengelilingiku
Tapi kurasakan keramaian itu
justru berubah menjadi kesepian yang mencekam
Kalong...
dia terbang bergerombol
riuh suara mereka
tapi dinginnya angin teramat tajam menusuk tulang
Elang...
Sinar matamu tajam dan keras
Seakan ingin menerjang karang obsesi
yang menghadang gerakan sayapmu
tapi apa daya
obsesimu kuat, kepakan sayapmu dahsyat
menyibak awan
menggetarkan sukma
tapi kamu terbang dalam kesendirian
Walau kepakan sayapmu kadang membuat kupu-kupu bergetar
Tanpa kawan kamu terbang
Kalong dan Elang...
Selamanya tak akan melangkah bersama, apalagi seiring sejalan
Kalong terbang di malam hari
Elang terbang di siang hari
Jarak kalian memang jauh
Sejauh matahari dan bulan

Tidak ada komentar: