Rabu, 26 November 2008

renovasi ruangan buat bikin b*kep?

postingan ini bukan membanding2kan negeri ini dengan negara lain karena gw ga nasionalis atau ga cinta. justru karena gw cinta negeri ini maka gw selalu ngingetin, walopun cara gw kadang2 sangat sinis, sarkatis dan...ya begitulah, sampe orang makin alergi pada blog ngompol, ngomongin politik. coba ya, dari sekian ratus ribu bahkan jutaan blog di negeri ini, berapa sih yang ngomongin soal politik? mungkin karena menye-menye emang lebih asik :p seperti kalo gw menye2 disini.

gw mo ngomongin soal tetangga kita. hebat ya mereka? saat resesi begini, mereka melakukan pemangkasan gaji pejabat. kalopun kenyataannya hanya omong2an di media, setidaknya mereka punya niat itu. tapi gw ragu mereka boong, soalnya, singapura dikenal dengan disiplinnya kan? kalo udah ngomong A, ya harus A. aturan adalah aturan, jangan coba melanggar.

jumlah gaji yang dipotong sekitar 11-19 persen. gaji tahunan PM misalnya akan turun 19 persen menjadi 3,04 juta dollar Singapura (2 juta dollar AS). gaji menteri akan diturunkan 18 persen jadi 1,57 juta dollar Singapura. sedangkan tunjangan anggota dewan turun 16 persen jadi 190.000 dollar Singapura setahun. tuh, yang jumlah pemangkasannya paling banyak tetep yang gaji dan kekuasaannya paling gede.

gaji mereka memang besar, soalnya sistem penggajian di sana berpatokan pada penerimaan setelah pajak dari enam profesi sektor swasta yang bergaji terbesar. gaji presiden AS plus bagi hasil investasi asetnya aja cuma 719.274. lha singapur, 2 jeti, dolar! kata mantan PM Lee Kuan Yew, gaji menteri dan pejabat publik yang rendah telah menghancurkan banyak pemerintahan negara-negara Asia.

mungkin teorinya Lee Kuan Yew emang bener. masalahnya, rakyat tak akan merelakan uang pajaknya dipake sebagai gaji pejabat sementara pejabatnya sendiri ga pernah menunjukkan simpati dan empati pada rakyatnya.

lihat contohnya ke gedung sirkus sana. dengan dana Rp 33 miliar, mereka akan melakukan renovasi ruangan2anya. dana itu terdiri dari renovasi ruangan anggota Rp 9 miliar, perbaikan toilet Rp 157 juta, 10 ruangan baru Rp 10 miliar [hah, coba, satu ruangan Rp 1 miliar???], pekerjaan electrical mechanical Rp 7,7 miliar, sistem pengamanan Rp 2,3 miliar, dan furniture Rp 6,9 miliar.

padahal kondisi lama aja masih bagus. jika dana sebesar itu dibikin puskesmas, pengadaan mobil ambulans, pembangunan sekolah, pengadaan buku2 gratis, rumah sederhana, berapa warga terselamatkan masa depannya? padahal ruangan mewah mereka ternyata hanya digunakan untuk kongkow2, judi, transaksi suap, dan bikin pilm bokep.
proyek renovasi yang sungguh2 ga penting!

Senin, 10 November 2008

jika si anak emas ngancem ... :p

Barusan baca berita bahwa si tuan bertanya2 tentang dua kasus si anak emas. Pertama soal saham di Bursa Efek Indonesia dan kedua soal tambang lumpurnya Lapindo yang nyusahin banyak orang itu. Ada apa, kok baru nanya2 sekarang?
Dan otak sinis saya berpikir, kalo ga abis diancem-ancem sama bu menteri, dua kasus ini ga akan diungkit2. Kalo bisa malah dipeti-eskan agar si anak emas tetep aman.

Konon beberapa malam lalu, ibu menteri menghadap si tuan. Rupanya ibu menteri udah eneg banget ma kelakuan si anak emas. Soalnya tuh orang dikit2 minta ditalangi mulu sama negara. Kalo ngikutin maunya dia terus, lama2 negara ini bisa bangkrut. Inget kan dulu, kasus lumpurnya juga minta talangan uang negara karena luberan lumpur dianggap bencana. Ini diperkuat oleh keputusan stupid pengadilan yang memenangkan kasus ini padahal jelas2 ada kesalahan pengeboran, karena Lapindo ga profesional.

Lalu ketika saham2nya rontok semua, si anak emas merengek2 lagi minta ditalangi sama negara. Kaget liat usahanya nyaris bangkrut. Lagian gengsi juga kali, barusan dinobatkan sebagai orang terkaya se Asia Tenggara tau2 kekayaannya melorot jauh banget. Padahal sebesar apapun penurunan kekayaannya, ga mungkin banget dia disebut miskin. Masalahnya, kenapa sih dikit2 minta duit sama negara?

Ga salah banget tuh jawaban ibu menteri: itu risiko perusahaan! Mau usaha kok ga siap jatuh! Mana ada hidup yang di atas mulu, ga kenal pasang surut. Tapi begitulah kalo terbiasa dimanja. Bukan apa2, dia juga udah nanem saham kayaknya, ngongkosin orang naik jadi presiden ini itu. Dimana-mana ongkos politik emang mahal. Dia pikir, kalo orang yang dia ongkosin berhasul jadi presiden berarti juga seluruh negeri adalah miliknya yang bisa dibagi2 buat kepentingan segelintir orang. Enak aja! Dipikir negara punya moyangnya doang!

Udah gitu, si anak emas pake ngancem2 lagi. Katanya dia mo pindah partai kalo ga dikasih duit. Persis anak kecil minta jajan. Kalo ga dikasih, ngambek! Kalo gw jadi atasannya di partai, gw bilang aja, sana, nyebrang partai kalo mau. Abis itu gw potong aja semua jalan usahanya! Gitu aja kok repot. Tapi kalo gw jadi bu menteri, gw ga pake ngancem2 mundur! Gw langsung aja mundur dan mengumumkan penyebabnya! Skalian, biar kena semua, ya si tuan, ya anak emas!
Tapi itu kalo gw yang emosian dan kekanakan ini .... :p

* bacaan: majalah tempo edisi khusus 80 tahun sumpah pemuda, kompas.com, tempointeraktif