Rabu, 09 Maret 2005

Apa semua tentara harus jadi presiden?

Rabu, 9 Maret 2005, pukul 00.15

Heran, kenapa semua orang sibuk soal Ambalat? Katanya sih demi harga diri bangsa yang berujung dendam pada bangsa serumpun di seberang sana.

Ambalat pun memunculkan pedang bermata dua bernama nasionalisme pada segelintir pemuda yang ramai-ramai minta dilatih tentara dari tingkat Koramil, Kodim hingga Kodam.

Mereka pun ramai-ramai menggunakan istilah 'ganyang'. Kok mirip yel yel taon 65 sih? Gw pun mikir, kalau bukan SBY yang bikin isu Ambalat jadi gede, pasti pengguna kata GANYANG udah diciduk aparat, dikira ekstrimis kiri. Pikiran optimis akhirnya muncul juga, mungkin sejarah mulai terungkap, bahwa salah satu angkatan yang bergerak di daratan sebenarnya terlibat taon 65, hahaha....!

Tapi kok kemaren pas kejadian TKI yang nyawanya diburu-buru, nggak disikapi? Giliran denger soal Ambalat yang berlimpah minyak, semua langsung bereaksi. Padahal kalo pun dikasih ke Indonesia untuk diekplorasi, berapa rupiah sih yang bisa dinikmati rakyat? Yang selama ini terjadi, semua habis di pusat, diteteskan sedikit ke provinsi, lalu sedikit lagi ke kabupaten/ kota penghasil minyak. Sebagian besarnya tetap dikuasai oleh perusahaan pengeksplorasi tambang.

Hasilnya bisa dilihat di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kaltim, yang merupakan daerah terkaya se Indonesia karena daerah ini pusat tambang minyak, gas dan batu bara. Tapi Kutai juga adalah daerah yang terbanyak penduduk miskinnya, daerah yang paling banyak utangnya, dan daerah lebih banyak wartawannya daripada penduduk biasanya.

Tidakkah terpikir oleh orang-orang bahwa isu Ambalat menguntungkan SBY atas kecurangannya menaikkan harga BBM?
Kalo emang niat konfrontasi, kenapa konsulat kita di sana ga segera ditutup?
Kenapa TKI ga ditarik agar mereka ga jadi tumbal jika terjadi sesuatu?
Kenapa relawan dan tentara Malaysia di Aceh tetep dibiarkan?
Ga malu terima bantuan dari lawan?
Terbukti, semua hanya dagelan politik!
Dikira perang itu enak?
Kenapa pas kejadian di Atjeh, laskar pemuda setengah militer ini nggak bergerak se-antusias sekarang?
Ambalat katanya persoalan harga diri. Berapa sih harganya?
Apa harga diri TKI dan warga Atjeh lebih kecil nilainya dibanding kita?
Jangan sok deh! Perang ga ada untungnya!
Trus...kalau yang ke perbatasan sana pemuda semua, lantas tugas tentara yang buanyak itu apa?
Masa semua tentara hanya jadi presiden?

Tidak ada komentar: