Lagi2 anak sekolah ga berguna itu membunuh orang. Dilarang membunuh warga dalam kampusnya sendiri, kini mereka mencari mangsa di luar kampus. Dalam kronologis yang mereka susun, mereka bilang, Almarhum Wendi sebelumnya, melecehkan dua praja putri. Sementara kronologis versi saksi lain, beda lagi. Katanya praja itu ada yang kesundut rokoknya almarhum. Entah mana yang bener. Ok, perempuan yang dilecehkan, wajib ditolongin. Tapi membunuh pelaku dengan cara mengeroyok, membenturkannya ke tembok hingga kepalanya pecah dan tulangnya patah, BUKAN cara membela yang yang baik dan benar!
Hhhrrrggghhhh....gw kehabisan kata2 untuk marah2. Udah, terserah mo diapain aja sekolah busuk itu. Mo dibubarin kek, mo dipiara terus kek, terserah yang MAHA kuasa. Dipertahankan ya wajar..., disana kan jadi pundi2 duitnya Depdagri. Sayang kalo dibubarin. Ga ada alasan buat minta anggaran dari APBN tiap tahun. Ga ada jalur narik duit dari daerah setiap tahun, entah dari Pemda atau dari orangtua siswa yang pengen anaknya jadi Pamong Praja. Terserah, mo dibikin kuburan massal juga, masa bodoh deh. Soalnya, siswanya masih banyak..., antrian korban berarti masih bejibun. Kalo di dalam kampus udah abis, tinggal nyari warga sekitar aja. Daging dan tulangnya lebih enak! Bunuh aja semua!
Berita soal anak2 busuk itu, hanya menodai kebanggaan gw pada negeri ini yang baru saja mencetak lagi anak2 cerdas juara olimpiade sains. Ada Stephanie Senna dari SMAK Bilingual Jakarta yang dapet medali emas di olimpiade Biologi di Kanada. Ada Muhammad Firmansyah Kasim dari SMA Athirah Makassar yang dapet medali emas di Olimpiade Fisika di Iran. Ga cuma mereka. Ada anak2 lain yang juga dapet perak dan perunggu. Mengharumkan nama bangsa.
Anak2 dari mana mereka? Oh, mereka bukan anak hasil gemblengan a la militer bodoh seperti IPDN. Mereka anak2 biasa yang terus mengukir prestasi luar biasa. Mereka belajar bukan dibiayai negara, tapi dengan usaha sendiri, di sekolah yang makin mahal. Saat lulus, acara wisudanya ga dihadiri presiden, tapi mereka membanggakan siapa saja. Lulus sekolah, mereka ga masuk IPDN, karena mereka punya otak yang cerdas. Kuliahnya pun atas biaya sendiri, karena beasiswa yang dijanjikan ga pernah mereka terima. Kalau pun ada beasiswa, pasti datangnya dari luar negeri. Tapi lebih enak kuliah disana, ga ada plonco2an a la militer bodoh. Abis kuliah, mereka mampu membuka lapangan kerja baru bagi orang lain. Mereka ga jadi pejabat bodoh yang korup seperti anak2 IPDN. CATATAN PENTING: Mereka jadi anak-anak cerdas tanpa cara pukul-gebuk-bunuh a la IPDN.
Selasa, 24 Juli 2007
Anak IPDN vs Juara Olimpiade Sains
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
11 komentar:
Emangnya IPDN masih ada ?...
Yang sekolah khusus jagal itu bukan ?
hancurkan IPDN....
"disana kan jadi pundi2 duitnya Depdagri"
tau darimana?
aaaah, kebetulan sekali dunia tinju Indonesia sedang kekurangan atlet handal ..... siapa tahu ada medali emas tinju olimpiade bisa didapat
IPDN lagi IPDN lagi... huh
bisa ngrakit bom, co??!!
IPDN punya peran penting dalam survival of the fittest. Mengingat tingkat kepadatan penduduk INdonesa yang tinggi, maka yang lemah dan bodoh harus gugur.
Kalau ada yang menang olimpiade sains ya malah bagus itu
nolongin temen putri ya baik dan kudu, solidaritas ya oke, tp gak sampe ngematiin orang donk. atau itulah cara ipdn? cappe dech sama ipdn, arrrrrrggggghhhhhhhh...
ko masih ada aja ya yang mau sekolah disitu????
Anak IPDN itu Anak Negara, lebih penting dari Juara Olimpiade Sains yang cuman anaknya rakyat. Toh, umumnya anak-anak yang berprestasi di ajang Olimpiade Sains kebanyakan "diculik" oleh negara lain untuk dijadikan "anak" dan pemerintah sendiri tenang tak peduli. Bukan Anak Negara gitu lo!
IPDN kan sekolahnya calon birokrat,, iang ga dipersiapin untuk perang,, knapa harus militer sangad gitu??
saia bingung...
biasa aja napa, si? iang dihadapin masyarakat sipil juga?? apakah orang sipil dianggep musuh negara??
saia bunging... eh, bingung...
Posting Komentar