Hampir setiap tahun ada kisah tragis usai ujian. Kali ini dari Jogja. Tentang Novianto Eko Putro (14), siswa SMP Muhammadiyah II Playen, Kabupaten Gunungkidul. Dia nekat gantung diri, karena malu belum bayar uang piknik. Tapi usahanya berhasil digagalkan ibunya. Untuk menutupi malu, bekalnya cuma seutas tali. Dan ini bukan cerita pertama. Tahun-tahun sebelumnya juga ada cerita seperti ini. Semuanya berpangkal pada satu hal, kemiskinan. Tak punya uang untuk bayar sekolah, seutas tali selalu jadi jawaban.
Lalu kemarin, penguasa di Jakarta berunding. Lalu mereka sepakat untuk membagikan sebidang tanah gratis untuk si miskin. Jumlah yang sudah pasti akan dibagikan sekitar 10 juta hektare yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Yang berhak menerima, CUMA orang miskin.
Saya, yang bukan siapa-siapa ini tentu saja sangat gembira mendengar kabar itu. Tapi isi kepala saya (yang penuh prasangka ini :p) telah dipenuhi amat banyak kekhawatiran. Saya bener2 takut, kegembiraan kali ini akan jauh lebih berdarah-darah dibanding program bagi-bagi duit BLT dulu.
Berapa banyak korban terinjak-injak saat antri? Berapa banyak duit salah sasaran yang dipakai bukan buat modal tapi buat beli pulsa? Berapa banyak orang miskin palsu yang ikut berebut dana ini? Berapa banyak lurah yang menyunat uang yang bukan haknya itu?
Saya bisa tidak peduli pada rencana busuk dibaliknya untuk meraih simpati pada pemilu 2009. Saya hanya kuatir, jumlah orang miskin tiba-tiba bertambah jutaan setelah ini. Setelah tanahnya diterima, berapa banyak mall dan perumahan elit akan berdiri setelah orang2 miskin ini merelakan tanah2nya diambil lagi setelah ditukar sedikit uang tunai?
Sepertinya...pemerintah ga cuma harus menyiapkan tanah untuk orang miskin. Tapi juga tali. Ya, seutas tali untuk menggantung orang2 yang suka ngaku2 miskin agar bisa merebut hak orang-orang miskin beneran, dan tali untuk gantung diri bagi orang miskin yang ga berani melawan orang-orang yang sengaja memiskinkannya!
Rabu, 23 Mei 2007
si miskin, seutas tali dan sebidang tanah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
9 komentar:
kemiskinan jadi komoditas?
nah, postingannya sudah semangat dan tidak pasrah lagi kan ?
untuk menjaga hal2 yg tidak diinginkan prasangka memang harus selalu ada..
halah, cerita2 kayak gini ga ada habisnya ya? yuk, co, kita maki2 si ical lagi!
gimana kalo yang menyalonkan diri jadi residen situ aja jeung? xP ga maw yak?? xP kalo gitu mari kita caci maki presiden lagi aja dweeeeeyyyy... xD
posting yang sangat aco sekaleee ... kelam geeto loh seperti blognya. :P
kaum marginal kan konsumsi semua bidang...
setuju,
hapus rasis !
kehidupan itu bukan punya orang2 yang gak pernah mau tau tentang bagaimana dan apa tujuan hidup, shit gw kok jadi panas yah huehahaha tulisannya dalem sih
lam kenal ^_^ saya langsung link :P
duh..aku kog jadi merinding baca postingan ini, mbayangin seandainya itu antrian orang miskin bener2 terjadi lagi dan memakan korban.
Posting Komentar