Meski ombak enggan membuyarkan jejak di pasir
Sognando de Amor harus terhapus
Meski debu enggan menceraikan liatnya tanah merah
Api hati harus terkubur
Meski pintu-pintu terbuka lebar
Sapa kekasih tak lagi terkabarkan
Meski hati meronta
Alunan jiwa yang menari di lembar daun lontar kini tercekat
Meski rindu meradang
Lukisan gerimis di telapakku tak lagi tercoret
Meski tangan dewa menyeretmu kembali
Hatimu tak lagi bulat penuh
Kini...
Biarkan pilu perih itu berbalur dalam jalinan warna indahnya
Biarkan…
Pergilah!
Kuterbiasa dalam sunyi
Mencinta
Sendiri…
ps: pada kenyataan di Jumat petang pekan lalu. semoga bahagia. Tuhan tetap satu!
Selasa, 25 Juli 2006
T E R B I A S A
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
9 komentar:
knp ya... gw selalu sulit memahami puisi... (tidak sastrawi sekali diriku ini...)
hahaha....sama aja, gw juga asal coret kok. gw juga ga paham tuh...:p
"Ku terbiasa dalam sunyi
Mencinta
Sendiri..."
Hiks, elo menyuarakan isi hati gue, yat...
kalo gue
Mencinta (diri) Sendiri...
huehehe...narsis pol
ya cari yg baru lagi aja... *siul2*
iyaaa..biaran semua pergi, dan cari kebahagiaan sendiri.. :) maksudku, ikhlaskan aja. Dan jangan putus asa untuk cari cinta sejati. hehehe... SEmangat!
pilu kelu haru
dibunuhi diawal waktu
gigir pantai
menderak seperti hati
berfikir bagaimana diakhiri
surut pada laut
angin pada ombak
ya mungkin pergi na kekasih dgn alasan nya sendiri..yg cuma dia tau
terbiasa..
mohon jadi peri kecil ku..
terbang seribu cahaya di mata mu
terbang dengan sayap indah mu..
dan kini saat ini..
mendung hitam gelayuti bunga dan hujan rintikkan..
karena apihati telah mati..
k
Posting Komentar