Kamis, 05 Oktober 2006

Kado Jenderal buat Alif dan Diva

Hari ini 5 Oktober, hari berpesta para jenderal. Hari milik serdadu tanpa medan perang. Para serdadu yang lebih suka menembaki warga sipil daripada harus berjaga di tapal batas negeri. Apalagi kayu2 daerah perbatasan telah dihabiskan pak mayjen yang masih buron.

Tak lupa sebelum pesta, mereka kirimkan kado buat Suciwati dan dua permatanya, Alif dan Diva. Kado yang disampaikan lewat palu hakim MA. Yang memutuskan cukup dua tahun bagi Pollycaprus. Karena kesalahan Polly hanya memalsukan surat tugas. Kenapa MA tidak skalian saja mengatakan Munir bunuh diri?

Alif dan Diva, teruslah sekolah…
Agar kalian tahu...bahwa pilot yang sibuk menelfon calon penumpangnya, pilot yang tidak sedang bertugas tapi juga berada di pesawat, pilot yang menawari penumpangnya untuk pindah ke tempat duduk yang lebih berkelas dengan gratis, sama sekali BUKAN petunjuk adanya kesalahan. Itu semata karena kebaikan hati sang pilot. Karena pilot merasa terhormat melayani Bapak, pahlawan bagi yang tertindas.

Alif dan Diva, tetaplah semangat…
Meski tak mungkin berharap keadilan di negeri ini. Maaf sayang, para jenderal sedang sibuk membenahi nama baik mereka setelah sebuah buku diterbitkan. Seraya berdoa semoga nggak ada yang mengingat mereka terlibat dalam kasus Bapak. Tak apa sayang, doa bagi Bapak terus mengalir.

Alif dan Diva, teruslah bermimpi…
Tapi tak perlu berharap penuh bapak presiden kita yang gagah itu bisa menyelesaikan kasus Bapak, karena mereka dalam satu korps. Karena mereka tak hanya sibuk berpesta, mereka juga sibuk berkelit setelah kedapetan menjadi penyelundup senjata. Jadi mereka tak ada waktu untuk mengingat Bapak. Kecuali, jika suatu hari nanti, bisnis arsenik cukup menjanjikan, mungkin mereka akan jadikan Bapak sebagai contoh sukses.

Semakin suram jalan di depan kita. Ketakutan baru bermunculan. Bahwa judul proposal program doktor bisa membuat nyawa melayang. Jangan pernah menyentuh judul berbau Kejahatan TNI yang harus diadili di peradilan HAM jika tak ingin bernasib sama.
Satu lagi...mungkin tak lama, akan ada berita serupa yang menimpa Polly, dilakukan oleh otak yang sama, orang2 yang sedang berpesta hari ini dan mengalami ketakutan hebat ketika Munir memutuskan belajar lebih banyak ke negeri Belanda untuk membongkar semuanya.

Ah ya...sebelum lupa, konon hari ini utang negara ke IMF udah lunas, saldo NOL. Hmm...melegakan. Tapi...siapa yang jamin kalo utang ke tempat lain juga udah NOL? Jangan2 ini cuma gali lobang tutup lobang?

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Semoga Alm. Bapak mendapat tempat yang terbaik, pelakunya bisa diadili dengan seadil-adilnya. Kalau tidak di dunia mungkin di hari akhir nanti

Anonim mengatakan...

sebetulnya tidak tau harus berkomentar apa... cuma.. lagi engen menuh2in komennya jeng yati sajah :D

Sultan Dito mengatakan...

eh mpok kana mpe sini juga...tu kucingnya sape mpok yang di YM?

bebex mengatakan...

si alif ama diva itu anaknya sapa mba ;)
hehe!

desan mengatakan...

disuap brapa ya hakimnya?

Anonim mengatakan...

Indonesia..Indonesia...