Rabu, 01 Februari 2006

Obrolan Radikal

Selasa 1 Muharram 1427 kemaren buat gw dan salah satu temen gw adalah hari yang lesu. Ga tau mo ngapain. Males2an seharian di kost. Ogah pindah tapi kami tetep sibuk ngepak barang2. Mo bertahan di kota ini tapi barang2 malah udah dikirim duluan. Hahaha...bener2 ga jelas dua manusia yang dilanda kegamangan ini. Semoga sepanjang tahun hijriah ini bukan kegamangan mulu yang kami dapet.
Lalu siang beranjak sore yang masih diliputi mendung. Sambil rebahan menghilangkan penat dan pegel di lantai kamar yang tiba2 terlihat luas karena semua barang udah diangkutin, kami ngobrol panjang lebar. Sesekali ada air mata yang nyaris meleleh di sudut mata. Perempuan cengeng ini.
"Lu tuh...endometriosis ma myomauteri sembuh, eh...sarap yang kumat!" kata temen gw ngeledek. Padahal dia ga sadar kalo juga sedang ngeledekin dirinya sendiri. Sarap :p
Lalu obrolan berlanjut. Sejak kemaren2, keinginan kami berdua sama. Sama2 pengen segera berlalu dari tempat ini. Dan obrolan ini akhirnya jadi obrolan mengurai mimpi. Tapi temen gw nyebutnya Obrolan Radikal.
Ga tau mulai dari mana dan oleh siapa diantara kami berdua, mimpi yang terurai itu lalu terjadwal. Abis gajian tanggal 25 nanti, kami mo resign. Lalu memulai perjalanan. Tujuan pertama adalah ujung barat Indonesia. Kami begitu yakin, kami mampu menjadi 'sesuatu' saat memulai dari ujung barat sana.
Temen gw yang udah di Banda Aceh menagih, "gw tunggu lho ya lu datang. karena orang yang sudah merasa mapan dengan kariernya sudah pasti ga kreatif lagi". Kurang lebih gitulah kalimatnya. Nah, apalagi? Dan kutambahin dengan kata2nya Mas Awan di comment gw: "air, kalo kelamaan di suatu tempat bisa berlumut dan berlumpur". Nah, ayo...jalan!
Malem ini, abis berita buruk tadi siang soal setumpuk eh dua halaman kerjaan yang udah menunggu di kantor baru sana, gw dapet semangat baru dan pelajaran berharga dari seseorang. Dia bilang, pertama gw harus nyusun prioritas hidup gw, lalu menerjemahkan 'hidup yang berhasil' itu kek gimana.
Bingung juga ditanya gitu. Apa ya prioritas gw dan kek gimana yg gw anggap hidup yang berhasil. Gw cuma pengen satu hal, gw mo jalan, biar bisa melihat lebih banyak hal yang berbeda. Dan itu butuh biaya. Dan dia nyaranin gw jadi penulis lepas, freelance. Sambil nulis buku or apalah....!
Yup, saran itu, sama dengan yang kupikirkan. Tapi kapan mulai melangkah? Kapan obrolan radikal itu diujudkan? Kalo masih nunggu jawaban surat2 lamaran yang muter2 di grup yang sama, lha kapan jalannya? Kok nunggu jawaban sih? Dasar manusia gamang. Ayooo....!

3 komentar:

Anonim mengatakan...

wah.. ini bukan obrolan radikal..
mmg semestinya obrolan seperti bgini..
kata walt disney.. if u can dream it, u can do it! (masih nyambung gak? ..hehehe ~st mode~)

Anonim mengatakan...

*senyum sedikit...* Sepertinya kita sama, mungkin yang kutau ini adalah benar. Izinkan aq berucap, walau aq pun belum mampu untuk mewujudkannya dalam sikap. [Mhn do'a dan dukungan..., kampanye euy]

"... Kegamangan, selalu menjelma dalam kekosongan". Solusinya adalah isi jiwamu, jangan biarkan ia hampa. Dengan apa mengisinya...? pake kecambah *emang tahu isi...*. Hehehe

Anonim mengatakan...

What a great site venetian las vegas voice conferencing Flower pictures up close Center line michigan sona laser hair removal Adderall warning rhinoplasty specialist best surgeons vogue magazine united kingdom refinancing rental property Kirkwood fitness club Nursing informatics online Block pop ups on microsoft internet explorer free woman body builders Go lowering cholesterol drugs Medication acne Credit card mastercard uk portland refinance mortgage rates Nld nl 3322 ppc